Bima, Bimakini.- Kematian tidak pernah mengenal tempat, ruang, dan waktu. Hasan Asikin (57), warga RT 09 RW 04 Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Minggu (16/7/2017) meninggal saat berpamitan menggali kubur. Saat itu ada Pengawas TK/SD, M Saleh Ibrahim, S.Pd, M.Si yang meninggal Sabtu malam yang akan dikuburkan usai shalat Dzuhur di pekuburan umum Desa Maria.
Hasan berpamitan pada keluarganya sekitar pukul 11.00 WITA untuk ke kuburan. Karena banyak anak muda yang bekerja, sehingga almahrum disuruh duduk saja.
Hasan menurut saja dan memilih duduk pada satu kuburan yang tidak jauh dari tempat menggali. Hasan duduk bersama Adiman Damuru, Arsi Some, dan Ferry Abdullah.
Hasan dan lainnya sama-sama melihat penggali kubur. “Kami sedang bercerita dan kaget tiba-tiba Hasan jatuh terbaring antara nisan kuburan hingga pelipis mata terkena batu nisan. Kami bertiga langsung mengangkat bagian kepala beliau dan ternyata nyawanya tidak tertolong,” ujar Adiman, di Maria Senin (17/7/2017).
Adik korban, Hatijah mengaku, tiga hari terakhir Hasan tidur dirumahnya. Itu karena orang tua mereka sakit. Malamnya bercanda seperti biasa, bahkan, saat dibangunkan Abbas, suaminya langsung bangun dan mandi agak lama.
Bahkan, kata dia, Hasan mengaku nikmat sekali mandinya. Sebelum ke kuburan, Hatijah menyerahkan uang senilai Rp500 ribu sisa membayar kambing yang dipotong belum lama ini.
Namun, almarhum sebelum ke kubur sempat menyuruh Muhammad Arfah, ponaannya, memijit punggungnya dan menitipkan pesan agar menjaga kakeknya, Asikin. “Saya kaget hanya beberapa menit setelah bepamitan ada orang yang mengabari bahwa kakak saya telah meninggal. Saya belum percaya dan langsung kekuburan, tetapi jasad almahum sedang digotong banyak orang,” tuturnya.
Dia mengaku tidak menyangka secepat itu almarhum meninggalkan keluarga. Padahal, yang sakit parah adalah ayah mereka, tetapi justru Hasan lebih dahulu meninggal.
Selama ini, almarhum dikenal senang membantu siapa saja. Seperti dikemukakan panitia pembangunan masjid besar Nurul Hidayah Kecamatan Wawo, H Lukman HAR, M.Si.
Almarhum selalu datang kerja gotong royong pembongkaran atap masjid hingga menaikan tembok masjid. Bahkan, bukan jatah RT-nya tetap ikut gotong royong. “Saya merasa kehilangan orang rajin seperti almarhum. Semoga diampuni dosa dan kesalahannya dan ditempatkan di tempat yang baik di sisi Allah,” katanya di Maria, Senin. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.