Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

PGRI Sikapi Fenomena Medsos sebagai ‘Guru’

Kota Bima, Bimakini.- Fenomena  munculnya generasi yang menjadikan Media Sosial (Medsos) sebagai bahan acuan atau ‘guru’, patut menjadi perhatian bagi kalangan para pendidik. Pengurus Persatuan Guru RepubIik Indonesia (PGRI)  Kota Bima menjadikan isu itu sebagai  masalah penting untuk disikapi dan didiskusikan. Bagaimanan sih pandangan PGRI?

Menurut Sekretaris PGRI Kota Bima, Drs Landa, tugas profesional guru tidak pernah dapat digantikan oleh apapun, termasuk mesin canggih sekalipun. Ketika seorang guru bercerita di depan muridnya tentu melibatkan hati nurani dan perasaannya. Ikhwal seperti itu tidak pernah ada dalam mesin atau media apapun.

“Kekuatiran Presiden Jokowi yang disampaikan saat Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional II Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 21-23 Juli lalu, akan muncul generasi ‘Y’ yang menjadikan media sosial sebagai guru, patut menjadi perhatian guru,” di Sekretariat PGRI Kota Bima, Jumat (28/07).

Kekuatiran seperti itu memang beralasan melihat perkembangan ilmu dan teknologi saat ini. Namun, kebutuhan terhadap peran guru dalam rungan kelas tidak akan tergantikan. Namun, kompetensi guru harus lebh cerdas lagi, sehingga tidak tergerus digantikan oleh Medsos.

Oleh karena itu, katanya, satu di antara poin penting adalah PGRI berkomitmen meningkatkan kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sesuai tuntutan profesi sebagaimana amanat Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. “Organisasi profesi seperti PGRI harus mendorong pemerintah daerah agar serius meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik dan kepedidikan melalui program yang efektif, efisien, dan signifikan,” ujarnya di kantor PGRI Kota Bima, Jumat.

Sepulang dari Rakorpimnas PGRI 2017 di Yogyakarta, Ketua PGRI Kota Bima, Drs H Sudirman Ismail, MSi, Wakil Ketua, Ahmad Abdullah, SPd, dan Bendahara PGRI, Drs Muhammad, serius membahas apa saja yang perlu dilakukan PGRI ke depan agar isu-isu krusial mengenai guru cepat disikapi. Seperti yang berkaitan dengan persoalan guru non-PNS pada sekolah negeri dan swasta. Seperti poin ketiga dari Sembilan poin yang direkomendasikan Rapimnas PGRI 2017 di Yogyakarta.

“Kita berharap peran guru ke depan lebih baik lagi dan guru tetap siap dan mampu menghadapi tantangan,” katanya. (BK23)

 

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait