Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Surga Alam Mbojo-Dompu

DOK IST: Pesona jalan belah laut Pantai Lariti yang menggoda mata pengunjung.

LIBURAN Ramadan 1438 Hijriyah baru saja berlalu. Selama sepekan, masyarakat Mbojo-Dompu mengekspresikan kerinduan bersama keluarga. Bercengkerama dan bersukaria dalam balutan semangat kekeluargaan. Menikmati panorama alam dalam berbagai pesonanya dilakukan. Ya, tempat wisata alam umumnya dipadati pengunjung. Pemandangan seperti itu memang sudah biasa. Namun, seiring dinamika sosial dan perkembangan teknologi informasi, ledakan partisipasi masyarakat mengintip keindahan semakin membuncah.

Coba simak saja lalulintas gambar dan status di dunia maya, seperti Facebook. Semua orang, seolah berlomba mengunggah (upload) momentum terbaik kebersamaan mereka. Latarbelakang panorama alam sangat dominan. Mbojo-Dompu memang kaya potensi sumber pariwisata alam. Surganya wisata alam ada dan memang luar biasa. Titik inilah sebenarnya poin pentingnya. Yakni bagaimana pemerintah sigap merespons amuk hasrat membara masyarakat, terutama kaum muda, berwisata alam.

Melalui postingan di media sosial, kita mengetahui ada potensi terpendam yang menanti polesan. Di Dompu, misalnya, ada Air Terjun Panca di Desa Saneo Kecamatan Woja yang menantang hasrat rasa ingin tahu. Kini ada temuan Air Terjun Walet Putih di Desa Sorinomo Kecamatan Pekat. Selain itu, sejumlah titik potensial lainnya yang belum maksimal dilirik sebagai sumber uang dan medan rekreasi. Pantai Lakey dalam nama kebesarannya masih menjadi magnet kuat bagi pengunjung. Pantai Ria dan lainnya adalah sumber inspirasi yang tidak pernah kering.

Jun: Air Terjun Walet Putih di Desa Sorinomo Kecamatan Pekat.

Anda pernah ke Pantai Lariti di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima? Menjelang gong Ramadan ditabuh, ribuan pengunjung memenuhi lokasi. Apalagi, sepekan liburan pasca-Idul Fitri. Bahkan, hingga kini dalam suasana masih liburan sekolah, setiap hari pengujung bejibun. Melihat dari dekat dan menyusuri ‘ruas jalan belah laut ala Nabi Musa’ merupakan daya tarik tersendiri. Bahkan, ada warga luar NTB yang rela menunggu dua hari munculnya jalan yang membelah laut yang   menghubungkan dengan pulau di seberangnya. Demikian juga Pantai Pink yang indah memesona. Dalam balutan suasana alamiah yang menggoda mata. Men-carter boat bernilai Rp1 juta lebih tidak masalah, karena akan ‘terbayar’ oleh lembut pasir pink, dan tebar pesona alam yang masih perawan.

Di Kota Bima, Pantai Kolo dan sekitarnya adalah daya magnet tersendiri yang mengundang ribuan pengunjung. Liburan Ramadan pengunjung ‘menyemut’ hingga arus kendaraan ‘mengular’ memadati jalanan. Itu hanya secuil contoh bagaimana sebenarnya kita punya kekuatan alam yang bisa   diberdayakan untuk peningkatan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

DOK Syam Sape: Hampir pasir pink yang memanjakan mata pengunjung.

Sayangnya, hingga detik ini, kita belum mendengar ada maket atau grand design yang lengkap penataan pada destinasi wisata yang diminati masyarakat itu. Belum ada lompatan kreavitas yang mengubahnya menjadi semakin cantik. Eksekutif dan legislatif selayaknya melihat sisi ‘membludaknya jamaah wisata’ ini sebagai titik tolak untuk berbenah.

Jangan sampai arus utama yang bergerak di level publik, tidak berseiringan dengan visi para birokrat dan legislator. Terus, ribuan yang orang yang termobilisasi sendiri itu dilihat sebagai apa? Lalu sejumlah lokasi menawan nan indah memesona itu tidak secepatnya dikonversi menjadi pundi-pundi rupiah? (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait