Bima, Bimakini.- Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dikmen Provinsi NTB, Drs Abdul Hafid, MM, menilai terjadinya perkelahian siswa, keterlibatan orang tua, dan ditemukan senjata tajam (Sajam) di areal lembaga pendidikan, karena ada kelengahan internal sekolah. Kepala SMAN 1 Woha dinilai tidak menerapkan edaran Gubernur NTB terhadap guru dan siswa di sekolah.
Satu di antaranya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.
Hafid mengatakan, sekolah adalah satu kesatuan di mana komponennya mendapatkan kenyamanan, supaya kualitas pendidikan bisa meningkat sesuai keinginan bersama. Hal seperti itu akan terjadi bergantung pihak sekolah mau menerapkan sesuai ketentuan atau tidak.
“Sesuai edaran Gubernur NTB sudah jelas, bahwa sekolah harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman, dan kondusif,” jelasnya di kantor setempat, Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima, Rabu (09/08/2017).
Dia menyesalkan munculnya perkelahian antarsiswa SMAN 1 Woha itu, apalagi sampai melibatkan orang tua. Itu bukan contoh penyelesaian secara baik. Justru orang tua dan keluarga terlibat juga membawa Sajam dan sejenisnya.
“Apapun yang terjadi sama siswa saat dalam lingkungan sekolah, harus dibina di sekolah. Sebab itu barang belum digunakan untuk kekerasan, kalau tidak bisa dibina maka akan diproses hukum,” jelasnya.
Dia meminta pihak sekolah lebih waspada lagi terhadap ancaman Sajam, yakni melalui peningkatkan razia dan pembinaan. Guru harus kerja sama dengan Kepala Sekolah. Bukan hanya mengajar, namun juga mendidik dan membimbing.
“Saya yakin guru sudah melakukan itu, tapi itu terjadi di luar jangkauan guru dan Kepala Sekolah,” jelasnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.