Bima, Bimakini.- Pergantian operator dilakukan oleh Kepala SDN 9 Sila Kecamatan Bolo. Praktis, harapan operator mendapatkan surat keputusan (SK) pengangkatan dari Bupati Bima pun kandas.
Padahal, harapan untuk mendapatkan SK tersebut diperjuangan sejak lama. Bahkan, melalui Forum Operator Seluruh Indonesia (Foksi).
“Kini harapan untuk mendapatkan SK operator hanya isapan jempol,” ujar Mirwan, SPd, operator pada SDN 9 Sila, Selasa (15/08/2017).
Mirwan menyesalkan pergantian operator yang dilakukan Kasek dan keputusan itu tidak berdasar. Mestinya, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan, apalagi terkait hal ini memiliki SK dari Kasek lama, UPTD Dikbudpora Bolo, dan SK dari Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima.
Diakuinya, selain sebagai operator sekolah, juga menjadi operator Gugus 6 dengan sekolah imbas SDN Inpres Tambe, Inpres Lara, Inpres Kara, SDN 3 Sila, dan SDN 10 Sila. “Walaupun sebagai operator gugus, semua program yang ada di sekolah dilakukan dan lancar,” ujarnya.
Dijelaskannya, pernah disuruh oleh Kasek untuk mem-print out laporan bulanan dan SK pembagian tugas, hal itu bukan tidak dipatuhinya. Akan tetapi, saat itu printer rusak. Pada sisi lain, banyak tugas yang dilakukan saat itu, karena harus mengetik jadwal pelajaran yang diminta oleh Dewan Guru dan harus melakukan print out buku Kurikulum 2013.
Menurutnya, dalam pergantian operator ini ada kebijakan Bupati yang dilanggar oleh Kasek. Berdasarkan Surat Edaran (SE), Bupati Bima telah melarang mengangkat pegawai baru. Mestinya, merujuk pada SE Bupati itu, Kasek tidak boleh mengangkat operator baru di SDN 9 Sila. “Operator yang baru bukan pegawai asal sekolah setempat, itu jelas melanggar SE Bupati,” ungkapnya.
Kepala SDN 9 Sila, Ahmad, SPd, mengatakan terkait pergantian operator dilakukan berdasarkan keputusan bersama dengan unsur sekolah setempat. Bahkan, kalau masih ada keraguan bisa ditanyakan kepada seluruh unsur sekolah. “Intinya pergantian operator dilakukan tanpa ada unsur apa-apa, tapi murni karena kinerjanya tidak maksimal,” katanya.
Diakuinya, bukan saja dirinya, Dewan Guru yang lain pun mengeluhkan kinerja operator Mirwan. Imbasnya banyak program sekolah yang mandek atau yang terbengkalai. Hambatannya, sejak rapat akhir semester kenaikan kelas, tugas yang diberikan untuk membuat SK pembagian tugas guru mengajar tidak dilakukan.
“Bahkan sampai diganti dari operator, tugas itu tidak diselesaikan,” ujar Kasek.
Tidak hanya itu, tugas lain yang diabaikan operator, absensi bulan Juli belum diselesaikan lantaran kerusakan printer. Mestinya, kalau terjadi kerusakan printer, mengapa tugas yang diberikan tidak diselesaikan, bisa diperbaiki dan anggarannya bisa diatur.
“Kalau memang ada niat untuk menyelesaikan tugas, jangan permasalahkan kerusakan printer, itu kan bisa diperbaiki,” terangnya.
Dijelaskan Kasek, SDN 9 Sila sekarang sebagai ketua gugus yang memiliki sekolah imbas. SDN 9 Sila juga ditunjuk sebagai sekolah model yang memiliki sekolah imbas. Dalam hal ini membutuhkan operator yang mampu mengerjakan segala sesuatu secara cepat. “Sehingga harus diganti operator yang lebih kompeten. Intinya Saya ganti operator demi kemajuan sekolah,” bebernya.
Masih kata Kasek, kalaupun dipanggil untuk memertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan saat ini, siap mengelarifikasinya, demi kemajuan sekolah. (BK36)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.