Dompu, Bimakini.- Alokasi Dana Desa (ADD) bisa menjerumuskan Kepala Desa (Kades) dan jajarannya bila disalahgunakan atau dikorupsi. Saat ini, aroma ketidakberesan pengelolaan dana itu terjadi di Kabupaten Dompu. Ada lima kasus ADD pada lima desa yang dikirim Inspektorat ke Kejaksaan Negeri Dompu.
Tidak hanya itu. Masih ada sejumlah desa lainnya yang saat ini sedang dalam proses pemeriksaan Inspektorat.
Kepala Inspektorat Dompu, Drs H Syaiful HS, MSi, Selasa (29/08/2017), mengakui pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) itu berdasarkan permintaan pihak Kejaksaan. Kelima desa itu adalah Rababaka, Mangge Asi, Tambora, dan Doro Peti serta satu desa lain yang tidak diingatnya.
“Kelima desa itu memang dikirim hasil LHP-nya sesuai permintaan pihak penegak hukum,” akuinya di Dompu.
Selain itu, masih ada beberapa desa lainnya yang saat ini tengah diperiksa Inspektorat.
Mengapa sampai terlambat menanggapi laporan atau aksi demo yang dilakukan masyarakat? Syaiful menjelaskan, banyak faktor dan kendalanya. Contohnya minimnya tenaga di Inspektorat dan kendala lainnya.
Dia mencontohkan pemeriksaan Desa Hu’u sampai saat ini belum juga selesai, karena ketika didatangi terkadang pelapornya tidak ada. Demikian juga sebaliknya yang dilaporkan.
Saat ini, katanya, masih ada beberapa desa yang telah dibentuk Tim Pemeriksa-nya, banyaknya kasus dugaan penyalahgunaan ADD ini karena masih lemahnya peran Camat dalam pengawasan dan pembinaan. Begitu juga BPMPD sebagai leading sector mestinya intensif membina dan mengawasi. Jika ditemukan ada kerugian negara, disilakan dikembalikan.
Artinya, kata dia, sebelum persoalan itu masuk ranah hukum, seharusnya ada antisipasi secara internal dan kerugian negara bisa diselamatkan. “Kita dalam pemeriksaan mengacu pada indikasi mens rea dan kerugian,” katanya.
Beberapa pihak menilai terjadinya kasus korupsi ADD di karena ketidaktransparanan dalam pengelolaan anggaran itu. Saat ini, pada beberapa desa kerap terjadi aksi demo terkait ADD.
“Kita apresiasi rencana Presiden melibatkan KPK untuk awasi ADD,” kata Wahyudin, warga Lepadi, Selasa. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.