ADA satu harapan positif yang disampaikan Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman, saat penyerahan sejumlah bantuan peralatan dan mesin pertanian untuk kelompok tani di Dinas Pertanian, Kamis (10/08). Menyikapi dinamika gaung Pilkada Kota Bima 2018 yang akhir-akhir ini mulai menghangatkan dataran sosial. Rahman mengajak seluruh masyarakat tetap menjaga kebersamaan, menjaga silaturrahmi, dan ukhuwah Islamiyah. Saat itu pesta rakyat Pilkada 2018 menjadi rujukannya untuk memaknai pentingnya harmoni itu.
Ya, perhelatan Pilkada dan Pilpres selalu memuncullkan perbedaan pilihan dan kepentingan politik. Wajar saja. Semua orang memiliki sudut pandang masing-masing yang tidak bisa dipaksakan sama. Bahka, dalam satu keluarga. One man one vote. Namun, idealnya, di atas segala perbedaan itu, sisi kebersamaan dan silaturahmi harus tetap dipertahankan.
Dalam konteks itulah, Wawali mengajak semua pihak agar semakin menguatkan kebersamaan menyambut Pilkada 2018. Jangan ada saling menjelekkan antara bakal calon maupun pendukung bakal calon. Demikian juga nanti saat resmi menjadi calon. Aspek kebersamaan, silaturrahmi, dan ukhuwah Islamiyah jika mampu dijaga akan menetralisasi kemungkinan ketegangan dan friksi.
Dalam kompetisi yang fair, sejatinya masing-masing kubu mengeksplorasi sisi terbaik (positif) potensi, rekam jejak, dan visi mereka untuk ditawarkan kepada publik. Memaksimalkan segala sisi pencitraan untuk menarik hati masyarakat. Kehangatan suasana memang akan muncul jika ‘keluar dari batas demarkasi’ dan menyerang kubu lain. Jika dilakukan secara frontal, maka potensi hinggar-bingar Pilkada Kota Bima sudah di depan mata. Jika dalam posisi kompetisi ‘head to head’ potensi ketegangannya menjadi sangat terbuka.
Di media jejaring sosial Facebook, pandangan yang disampaikan oleh para Balon Wali dan Wakil Wali Kota Bima masih datar-datar saja. Mereka masih dibelit dukungan partai politik yang menjadi syarat pencalonan. Jika disimak, hanya legislator yang menjadi Parpol pendukung saja yang cuap-cuap menyoal berbagai hal dalam balutan aroma kepentingannya. Mereka yang menghangatkan suasana adalah wacana/status yang ditulis oleh para simpatisan masing-masing Balon Wali Kota Bima. Ada saja yang mencoba memancing wacana. Meski demikian, semuanya masih dalam kenormalan respons.
Harapan Wawali itu semoga menjadi titik awal bagi gong kompetisi Pilkada yang lebih sportif. Jangan saling menjelekkan. Tidak baik bagi tontonan demokrasi bagi generasi masa depan. Mereka yang nanti ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Bima harus menjadi pelopor kompetisi yang sehat dalam semangat membangun peradaban politik Mbojo yang elegan.
Politik itu hanya alat, media menyejahterakan masyarakat. Perankanlah cara berpolitik beradab, yang mengusung harmoni, mendamaikan, dan mencerdaskan. Pada akhirnya politik yang menyejahterakan. Jangan saling menjelekkan…(*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.