Bima, Bimakini.- Tiga siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Bima menyerang sekolah setempat, Kamis (28/09/2017) sekitar pukul 11.30 WITA. Mereka keberatan terhadap keputusan pihak sekolah yang mengeluarkannya. Ketiga pelajar itu berasal dari Desa Dadibou Kecamatan Woha Kabupaten Bima.
Aksi nekat itu menyebabkan guru setempat lari kucar-kacir. Guru mencari tempat aman dari lemparan batu dan benda lainnya.
Saat itu, merasa peduli terhadap sekolah, siswa asal Desa Donggobolo menggiring dan mengejar tiga siswa itu hingga ke areal persawahan.
Ketiga siswa itu masuk dari arah Timur sekolah atau dari arah Dusun Godo Desa Dadibou. Kemudian melempari guru dan warga sekolah menggunakan batu.
Siapakah mereka? Kapolsek Woha, AKP H Fendi AR, membeberkan mereka adalah AD, BG, dan AS. Tidak hanya mereka, beberapa temannya yang tidak bersekolah diajak menyerang sekolah setempat. “Namun, hanya mereka bertiga yang melempari warga sekolah,” ujar Kapolsek usai menghalau siswa itu.
Saat itu, karena terancam siswa lainnya juga membalas dan melempari batu. Siswa asal Donggobolo pun menggiring dan mengejar tiga siswa itu hingga ke areal persawahan. Terjadi saling kejar di areal persawahan sebelah Timur sekolah. “Mereka dikejar oleh siswa asal Donggobolo hingga mendekati perkebunan,” katanya.
Kata Kapolsek, tiga siswa itu dikeluarkan berdasarkan kesepakatan bersama rapat komite dan guru, alasannya telah berulang kali terlibat perkelahian dengan siswa setempat.
“Diambil semua pendapat guru dan komite, daripada tiga orang jadi penyakit yang bisa menjangkit pada yang lain, terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah,” ujarnya.
Kapolsek memaparkan karena tidak terima dikeluarkan, mereka mengajak rekannya dan menyerang sekolah. “Guru lari kucar-kacir karena dilempari batu oleh mereka,” jelasnya.
Mendengar laporan dari pihak sekolah, Kapolsek langsung menghalau dan menggiring mundur sampai ke perkampungan. Dia meminta pihak sekolah agar melaporkan kejadian itu supaya ditindakan lanjut sesuai proses hukum yang berlaku.
“Kalau dibiarkan akan berkepanjangan, nanti bisa saja siswa lain berbagai desa akan terlibat. Apalagi mereka kerap berkelahi dengan siswa di luar desa Donggobolo,” sebutnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.