Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Harga Garam Merangkak Naik

Foto Herman: Tumpukan garam yang diproduksi petani di Woha. Kini harganya merangkak naik.

Bima, Bimakini.- Setelah terpuruk dalam beberapa pekan terakhir, kini harga garam tradisional petani di pesisir Barat Kecamatan Woha Kabupaten Bima mulai merangkak naik. Semula, harga garam petani berkisar hanya Rp25 ribu  dari harga semula mencapai Rp140 ribu per karung. Kini mulai berangsur naik  rata-rata Rp70 ribu per karung.

Kenaikan harga garam petani tersebut, belum diketahui persis apa penyebabnya. Namun, yang pasti dalam tiga hari pekan lalu, curah hujan  mengguyur lokasi pembuatan garam.

Seperti dialami Muhtar, petani garam asal Desa Pandai Kecamatan Woha. Dia   mengatakan, dua bulan terakhir harga garam menurun drastis dari Rp140 ribu per karung, turun menjadi Rp25 ribu per karung.

Akan tetapi, lanjutnya, sudah dua pekan terakhir telah ada perubahan harga. “Selain minat beli pedagang yang tinggi, harga garam juga sudah naik,” ucapnya.

Syaiful, warga Desa Donggobolo, menilai kenaikkan harga garam yang saat ini mencapai Rp70 ribu per karung lebih disebabkan faktor stok garam petani di sejumlah tambak menipis. “Di Donggobolo saja petani sudah berkurang, karena harga menurun dan dilanda hujan berturut-turut. Kemungkinan di daerah lain sama,” katanya.

Petani garam Desa Penapali, Syarifuddin mengaku senang harga garam yang sudah naik kembali. “Garam baru produksi, beda harganya dengan garam disimpan dalam gudang tambak,” ucapnya.

Katanya, garam baru yang diproduksi harganya Rp70 ribu per karung,  stok lama dan disimpan dalam gudang harganya Rp90 ribu per karung. “Kami sangat senang,” sambungnya. (BK34)

 

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait