Bima, Bimakini.- Pembentukan dan pengembangan Sekolah Gunung mendapat tanggapan positif dari peserta duta beberapa desa di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Kegiatan yang digelar di Lengge Nae Wawo 10-12 Oktober itu berlangsung dialogis. Berbagai materi dari pemateri dan masukan dari peserta akan menambah hazanah pembelajaran Sekolah Gunung di daerah dataran tinggi Wawo.
Materinya adalah pengantar Sekolah Gunung dan gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) disampaikan oleh Fasilitator Daerah (Fasda) Kabupaten Bima, M Yamin. Praktik komunitas gunung pada beberapa tempat, Dr Eko Teguh Paripurno. Pengorganisasian Komunitas, M Husni Thamrin, dan pembentukan relawan, Kasi Kesiap- Siagaan BPBD Kabupaten Bima, Dadang Kusdana.
Kepala Bidang (Kabid) Kesiap- Siagaan BPBD Kabupaten Bima, Indra Nurjaya, SH, mengatakan selama berlangsungnya kegiatan banyak hal yang berkembang dalam dialog peserta dan pemateri. Masyarakat menyarankan membuat kantung-kantung air di Dusun Kawae, harapannya memunculkan sumber-sumber mata air baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Tidak hanya itu, kata Pejabat Pembuat Komitmen Sekolah Gunung (PJOK) ini, peserta juga berharap ada kegiatan konservasi lahan yang kritis dan lahan yang sudah rusak untuk memulihkan kembali kerusakannya. Hal itu agar lahan tersebut menghijau dan produktif. Melalui pembekalan ini masyarakat diharapkan ikut terlibat aktif dalam kegiatan konservasi lahan.
Dia menjelaskan, puncak kegiatan Sekolah Gunung adalah gerakan penanaman 1.000 pohon oleh 1.000 relawan dari Kecamatan Wawo dan Kabupaten Bima. Bahkan, sebelum apel siaga di lapangan Dusun Kawae Desa Maria Utara. Saat itu akan dihadiri seluruh pemangku kepentingam yang direncanakan dibuka oleh Bupati Bima, Hj Indah Damayanti Putri.
“Semua ini berawal dari peristiwa banjir bandang akhir tahun 2016 lalu, relawan yang dibentuk kita harapkan memiliki kepedulian tinggi untuk menjaga dan mewaspadai berulangnya banjir bandang di Kecamatan Wawo dan Kabupaten Bima,” ujarnya di Lengge Nae Wawo, Kamis (12/10).
Hal senada dikemukakan Fasilitator Daerah, M Husni Thamrin dan M. Yamin. Pelaksanaan Sekolah Gunung adalah upaya gerakan nasional PRB di daerah. Bagaimana caranya agar masyarakat siap menghadapi risiko bencana. Satu di antaranya meningkatkan kapasitas dan kesiap siagaan masyarakat, sehingga dapat bertahan jika terjadi bencana.
Katanya, bencana tidak dapat dihindarkan namun dapat mengelola risiko bencana, sehingga dampak dari bencana, dapat diminimalisasi kerugian terhadap manusia, lingkungan, maupun sarana prasarana.
“Kita juga berharap sosialisasi itu dapat dilakukan oleh aparat desa, kecamatan, melalui masjid dan mushalla, selain peran media cetak dan elektronik untuk mencerdaskan masyarakat mengenai kesigapan mengantisipasi bencana alam seperti musibah banjir bandang seperti tahun lalu,” kata Husni. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.