Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Sambolo, Simbol Persaudaraan Anak Bima untuk Rio

 

Foto BIM: Ekspresi Rio usai dipasangi Sambolo oleh rekannya.

Kota Bima, Bimakini.- Ancaman erupsi Gunung Agung di Bali telah memaksa ribuan warga di sekitarnya mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Umumnya di wilayah yang agak jauh, namun masih di Provinsi Bali. Tetapi, ada satu anak yang juga diungsikan ke Kota Bima. Dia adalah  Elrio Ermand Azeem, siswa baru kelas 4  Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Kota Bima.

Rio–sapaannya– berasal dari Bali dan diungsikan ke Kota Bima mengikuti ayahnya karena ancaman erupsi Gunung Agung yang kini berstatus waspada. Jumat (06/10/2017), Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima melakukan Trauma Healing terhadap Rio. Ya, untuk menghilangkan efek trauma pada bocah itu.

Rio dititipkan sementara di SDN 11 Kota Bima. Tinggal bersama ayahnya yang bekerja pada  salahsatu bank di Kota Bima.

Pantauan di lokasi, guru dan para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan bersama LPA. Semua itu terlihat dari kemeriahan tawa dan kebersamaan mereka.  Anak-anak diperkenalkan melalui ekspresi saling membahagiakan dalam ikatan persaudaraan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Saat itu, ada suasana yang mengharukan. Pengurus LPA menyiapkan Sambolo untuk disematkan kepada Rio sebagai tanda persaudaraan. Siswa setempat memasangnya pada kepala Rio, lalu memeluknya erat. Rio pun dikenalkan dengan yel-yel khas sekolah yang menjuarai Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional itu.

Foto BIM: Siswa SDN 11 Kota Bima ketika menyambut Rio yang mengungsi ke Kota Bima.

Kepala SDN 11 Kota Bima, Sri Hariningsih, SPd, yang dihubungi di lokasi mengaku menerima informasi dari Dinas Dikbudpora Kota Bima soal kedatangan seorang siswa dari Bali yang  diungsikan karena ancaman erupsi Gunung Agung. Informasi itu diterima Rabu lalu.

Setelah itu, Rio bersama keluarganya hadir di sekolah. Melihat kenyamanan dan keasrian sekolah, Rio berhasrat melanjutkan pendidikannya sebagai siswa titipan.

Kasek mengaku, meski baru beberapa hari, namun Rio langsung bisa beradaptasi dan dalam hal pelajaran termasuk menonjol. “Rio bisa beradaptasi dengan sekolah dan rekan barunya,” ujarnya.

Bagaimana pengakuan Rio dan ayahnya, Muhajir? Saat ditanya di depan seluruh siswa SDN 11, Rio mengaku senang berada di sekolah setempat. Suasananya asri dan nyaman.   Meski demikian, saat ditanya apakah masih ingin kembali ke Bali, Rio mengiyakannya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Muhajir, ayah Rio, yang hadir setelah kegiatan usai mengaku terpaksa mengungsikan anaknya ke Kota Bima agar bisa bersamanya melanjutkan pendidikan. Dia tidak ingin berspekulasi soal keselamatan keluarganya berkaitan dengan kondisi Gunung Agung yang hingga kini statusnya masih awas. “Apalagi, mereka di sana hanya bersama ibunya,” ujarnya.

Katanya, Rio merupakan anak kedua dan kakaknya duduk di bangku SMP di Bali. Kondisi dan suasana SDN 11 memang nyaman bagi anaknya. Muhajir mengapresiasi pihak sekolah dan LPA Kota Bima yang memfasilitasi kelanjutan pendidikan Rio.

Foto BIM: Kasek, Guru, dan siswa SDN 11 saat bersama Rio usai kegiatan.

Muhajir mengapresiasi  kunjungan dan kejutan dari LPA Kota Bima yang memberikan Sambolo kepada Rio sebagai ucapan selamat datang dan salam persaudaraan. “Salam hormat dan rasa terima kasih dari kami sebagai orang tua Rio atas segala bantuan dan penghormatannya,” ujarnya.

Ketua LPA Kota Bima, Juhriati, SH, MH, menyatakan Rio adalah saudara yang harus dibahagiakan di tengah ancaman bencana yang dialaminya bersama keluarga di Bali. Kehadirannya di Kota Bima harus disambut dan dikondisikan dalam suasana ceria.     Diakuinya, ide awalnya, pengurus LPA yang memasang Sambolo itu di kepala Rio. Namun, rupanya Rio menyebut ada “Sahabat Baru” dan meminta memasangnya di depan khalayak temannya.

Katanya, Sambolo itu simbol persaudaraan dan kehangatan penerimaan anak-anak di Kota Bima terhadap rekan mereka yang terbelit ancaman musibah. “Sambolo menjadi tanda persaudaraan anak Bima untuk Rio,” ujar Juhriati. (BK22)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait