Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Benih Padi Hampa, Petani Tolak Bantuan Pemerintah

 

Ketua Poktan La Bada Desa Sondosia, Usman M Taher

Bima, Bimakini.- Setelah bibit jagung busuk dan berjamur, kini giliran benih padi hampa yang dibagikan pemerintah kepada petani. Sedikitnya empat Kelompok Tani (Poktan) di Desa Sondosia Kecamatan Bolo menolak benih unggul subsidi pemerintah itu.

Benih padi unggul jenis Silosari tersebut disalurkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Bolo, Kamis (16/11). Poktan So La Bada, Sarume, Tawali, dan Pajakai Desa Sondosia Kecamatan Bolo menolak karena ada bintik hitam dan hampa.

Ketua Poktan La Bada Desa Sondosia, Usman M Taher, mengaku menolak benih unggul varietas Cilosari bantuan pemerintah tersebut karena ada bintik hitam dan banyak padi hampa.

Menurut Usman, kualitas mutu benih varietas Cilosari yang disalurkan PT SHS tidak menjamin bisa tumbuh baik. Karena terlihat tanda-tanda tidak layak disemai. “Pada setiap kemasan ada bintik hitam dan padi hampa, sehingga kita tolak,” terangnya ditemui, Jumat.

Per bungkus, benih yang disebut-sebut unggul tersebut dikemas 10 kilogram. Saat penyaluran pada Poktan, baru diketahui bantuan pemerintah itu tidak layak disemai.

“Benih sejenis itu tidak diminati petani, kita sepakat menolaknya. Kita  minta ganti dengan benih varietas Inpari 32 dan Cigeulis,” ucapnya.

Dia mengancam, akan menarik kembali uang yang telah disetor, apabila PT SHS tidak memenuhi keinginan mereka. “Berdasar kesepakatan bersama Poktan lain, jika Jum’at (17/11) belum mendatangkan benih yang diinginkan petani, kita akan tarik kembali uang,” ancamnya.

Dia sesalkan, UPT Dinas Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Bolo sebagai pendamping tidak mengecek lebih dahulu sebelum disalurkan. “Jangan langsung disodorkan benih yang tidak layak disemai, apalagi bukan bantuan gratis,” sesalnya.

Per bungkus, kata usman, petani membayar seharga Rp25 ribu.

Kepala Bagian Tata Usaha (TU) UPT Dinas Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Bolo, Ir Syafarudin, pendamping PT SHS saat penyaluran benih pada Kamis (16/11) membenarkan penolakkan oleh empat Poktan Desa Sondosia terhadap benih unggul varietas Cilosari itu.

“Mereka menolak bukan karena ada bintik hitam dan banyak hampa, tetapi murni karena tidak minat dengan benih varietas tersebut. Terpaksa akan kita ganti dengan benih lain sesuai keinginan petani,” tepisnya.

Dia tidak menjanjikan akan memenuhi keinginan petani diganti dengan benih varietas Inpari 32 dan Cigeulis. “Penyediaan benih itu bukan kewenangan saya. Kita hanya bisa sampaikan keinginan petani,” katanya.

Soal waktu penggantian benih varietas lain, dia pun tidak bisa member jaminan. “Kita tidak bisa memberikan jaminan, kapan benih yang diinginkan petani bisa disalurkan,” ucapnya.

Menjawab ancaman petani yang akan menarik kembali uang yang disetor, dia mengaku akan mengembalikan. “Kita akan kembalikan, itu hak petani. Kapan saja, kita siap mengembalikan,” imbuhnya. (YAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait