Bima, Bimakini.-Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Drs H Abdul Muiz, membantah tuduhan kegiatan pacuan kuda tidak pernah menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Salah kalau mengatakan PAD pacuan kuda tidak ada,” bantahnya dihubungi via telepon, Kamis (23/11/2017).
Setiap kali turnamen pacuan kuda, aku dia, Dinas Pariwisata menargetkan PAD senilai Rp35 juta. “Tetapi, satu kali perlombaan tidak mencapai target,” akuinya.
Satu kali turnamen, sambungnya, pihaknya hanya menerima PAD senilai Rp20 juta.
Berdasarkan kemampuan anggaran, sebutnya, Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dinas Pariwisata akan menggelar pacuan kuda sebanyak dua kali pada 2018 nanti. “Untuk penambahan event akan ada komunitas kuda dan pihak lain sebagai penyelengara,” ucapnya.
Dia mengatakan, pemerintah tidak menyelenggarakan pacuan kuda, tetapi memfasilitasi saja. “Hakekat kuda belum bisa dipahami bersama. Kuda tidak bisa dilihat satu sisi saja,” tukasnya.
Kuda, salahsatu destinasi andalan wisata Bima. Kata dia, kuda diekspresi pada empat aspek, ada pacuan, parade hiasan kuda secara tradisional, kuda tunggang di Piong, dan susu kuda.
“Pacuan kuda adalah budaya masyarakat Bima. Sudah sejak lama masyarakat menjadikan pacuan kuda sebagai hiburan rakyat,” tambahnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.