Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Islah Setengah Hati

Suasana islah antara warga Dadibou-Risa yang difasilitasi Kapolres Bimabeberapa waktu lalu.

Konflik kelompok warga Risa dan Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Sabtu (12/11/2017) kembali terulang. Pun, upaya mediasi dan islah juga berkali dilakukan. Terakhir penyerahan senjata oleh warga sebagai komitmen untuk berdamai, namun nyatanya konflik kembali meletup.
Islah yang dilakukan berulang kali, hingga ikrar bersama yang difasilitasi Pemkab Bima dan Kepolisian seolah tidak berarti apa-apa. Upaya itu seperti menutup bara dengan sekam yang dapat mengepulkan asap lagi.

Menajadi pertanyaan publik, benarkan sudah terjadi islah. Atau hanya niat setangah hati kelompok warga kedua desa untuk mengakhiri bentrokan. Apalagi ini sudah berlangsung lama. Persoalan sederhana bisa menjadi rumit.

Konflik dua desa tersebut berdampak luas. Tidak hanya aktivitas di lahan pertanian terganggu, namun juga kenyamanan warga. Citra Bima yang bermimpi jadi RAMAH juga ikut ternodai. Kemarahan kedua kelompok warga yang tidak berkesudahan menjadi pemicunya.
Peristiwa konflik yang terjadi kabarnya cepat meluas. Apalagi pengguna media sosial langsung menunggah kejadiannya. Respon negatif dari berbagai pihak pun terbaca. Menyayangkan keributan yang seolah tidak berkesudahan.

Penyerahan senjata beberapa waktu lalu, sempat menjadi kabar melapangkan dada. Bahkan perseteruan tidak akan terulang. Namun, justru suara tembakan kembali terdengar. Ini menunjukkan ketidakseriuasan untuk menyerahkan semua senjata api yang dimiliki warga.

Mungkin juga perlu dievaluasi. Apakah mereka yang berkonflik selama ini terlibat dalam islah. Jika tidak, maka mungkin saja merasa tidak terikat dengan kesepakatan tersebut. Atau perlu sentuhan lain, agar islah tidak setengah hati.

Selain itu, bisa menyelami kembali apa sesungguhnya yang terjadi diantara kelompok yang kerap memicu konflik. Persoalan itulah yang harus diurai dan dicarikan solusinya. Jika tidak, maka hanya menyimpan bom waktu, menunggu pemantik untuk meledak lagi.
Mengurai masalah tersebut, dibutuhkan keseriuasan semua stakeholder kedua desa, pemerintah kecamatan, pemerintah Kabupaten Bima, kepolisian,  TNI dengan tidak sekerdar serimonial. Agar diperoleh esensi perdamaian.

Mari berdamai untuk mewujudkan Bima Ramah. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Camat Woha, Chandra Kusuman, mengakui tengah mendekati tokoh Desa Risa dan Desa Dadibou untuk menggali akar persoalan sehingga diperoleh solusi kongkrit mengakhiri...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Kelompok warga di Desa Risa dan Desa Dadibou Kecamatan Woha Kabupaten Bima baru-baru ini menyerahkan Senjata Api (Senpi) rakitan secara sukarela pada...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kelompok warga Desa Risa dengan kelompok Desa Dadibou Kecamatan Woha Kabupaten Bima kembali terlibat bentrok sekitar pukul 16.00 WITA, Sabtu (11/11/2017). Kedua...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Bentrokan yang melibatkan kelompok warga Desa Dadibou dan Desa Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima telah berakhir dalam proses islah. Sejumlah senjata api...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Doa dan syukuran menandai islah dari konflik, jangan hanya dijadikan sebagai simbol sesaat. Namun, dijadikan fondasi yang kokoh untuk membentuk persatuan menjadi...