Mataram, Bimakini.- “Manusia hendaknya betul-betul bisa mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak membangun pribadi yang baik, lahir dan batin. Setinggi apapun jabatan, sekaya apapun kita, tidak ada gunanya jika tidak ada ilmu agama, sebab kita hidup tidak selamanya di dunia ini.”
Demikian makna syair lagu Sasak yang ditulis langsung oleh Maulana Syaikh berjudul “Pacu Gamak”. Lagu itu pula merupakan salah satu dari puluhan karya putra terbaik NTB, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang telah dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, 9 Nopember 2017 lalu.
Lagu tersebut dinyanyikan dan dibawakan oleh kelompok musik Eed and Friend’s (EGO Band) dengan paduan musik yang indah pada acara “Pawai Kebangsaan dan Syukuran Pemuda NTB” atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang diinisiasi oleh Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) NTB, Senin (20/11/17), di Ballroom Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB Mataram.
Acara dengan tema “Bunga Cinta Untuk Pahlawan” tersebut, sengaja digelar dalam rangka mengkampanyekan dan meneladani spirit kepahlawanan Maulana Syaikh melalui perjuangannya mensyiarkan Islam melalui jalur pendidikan.
Pada acara yang dibuka Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi diwakili Sekda Ir.H.Rosiady Sayuti, M.Sc.P.hD tersebut, hadir sejumlah tokoh masyarakat lintas etnis. Selain Ir. H. Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR-RI) selaku Presiden KA-KAMMI NTB, juga hadir tokoh-tokoh terkenal lainnya, seperti L. Satria Wangsa tokoh dari Lombok, Mustakim Biawan tokoh dari Sumbawa, Arsyad Gani tokoh dari Bima, Ridwansyah tokoh dari Dompu. Tokoh-tokoh tersebut menyampaikan testimoni perjuangan Maulana Syaikh, yang memang layak diteladani dan menjadi sumber inspirasi dalam membangun NTB ke depan.
Ketua pengurus wilayah KA-KAMMI NTB, Abdul Hayyi Zakaria menyatakan rasa bangga dan sangat bersyukur atas terpilihnya salah satu putra terbaik NTB menjadi pahlawan nasional. Ia mengajak seluruh peserta yang hadir untuk meresapi nilai-nilai kepahlawanan yang telah dicontohkan oleh Maulana Syaikh. “Kemudian spirit perjuangan tersebut, perlu terus digelorakan dan dikampanyekan kepada masyarakat,” kata Abdul Hayyi.
“Khususnya dikalangan generasi muda dan anak-anak sejak dini, agar mereka mempunyai inspirasi dan motivasi kuat dalam berkontribusi untuk mengisi pembangunan ini ke depan,” tambahnya.
Dalam testimoninya, Lalu Satria Wangsa, tokoh dari pulau Lombok, mengatakan bahwa Gelar Pahlawan Nasional untuk Maulana Syaikh merupakan anugerah besar bagi masyarakat Lombok dan NTB. “Bila selama ini kita masyarakat Lombok kurang memiliki tempat ditataran nasional, maka ke depan dengan adanya penganugerahan ini, NTB mampu memiliki peran yang sama dengan yang lain se-nusantara,” ujarnya.
Senada dengan itu, H Arsyad Gani selaku perwakilan tokoh Bima juga menyampaikan bahwa NTB patut berterimakasih dan bersyukur atas gelar ini, tapi yang terpenting adalah bagaimana mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya euforia sehari saja.
Demikian juga tokoh dari Dompu, Ridwansyah, mengungkapkan sosok Maulana Syaikh ini sama seperti motto di Dompu, ‘Nggahi Rawi Pahu’, yang artinya, satunya kata dengan perbuatan atau dengan makna lain kata-kata yang telah diucapkan harus sesuai dengan perbuatan.
“Maulana Syaikh adalah sosok yang memiliki kesatuan kata dan tindakan, serta bermanfaat untuk orang banyak,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPR RI yang juga selaku Presiden KA. KAMMI NTB, Fahri Hamzah menegaskan bahwa pahlawan pada umumnya adalah orang-orang yang sejak dini mendapat pendidikan yang spesial, pendidikan yang baik. Ia juga mengajak semua yang hadir untuk menyelenggarakan pawai kebangsaan dan pawai persatuan agar tidak ada yang mampu mengganggu keutuhan bangsa Indonesia. “Kalau agama sudah dijaga oleh Allah, maka bangsa ini harus dijaga oleh kita dengan bermohon kepada Allah”, tegasnya.
“Maulana Syaikh muncul sebagai inspirator bangsa, ketika Maulana Syaikh datang untuk memacu diri maka ketika melihat beliau kita jadi terpacu untuk belajar, untuk menuntut ilmu, dan untuk bekerja,” tambahnya.
Sebelum menutup orasinya, Fahri Hamzah menyampaikan, NTB dihadiahi seorang pahlawan yang luar biasa. “NTB ditantang harus mengangkat muka menjadi sokoguru bangsa Indonesia,” katanya. (PUR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.