Bima, Bimakini.- Banjir setinggi 1 meter, Sabtu (18/11), di Dusun Tolonggeru Desa Monggo Kecamatan Madapangga diduga dipicu aktifitas pembabatan hutan di wilayah Kecamatan Donggo. Tahun ini, merupakan banjir yang pertama kali melanda dusun tersebut.
Warga Dusun Tolonggeru, Syafrudin, mengatakan musibah banjir tersebut pertama kali terjadi. “Selama ini belum pernah terjadi banjir di Tolonggeru. Kali ini dipicu pembabatan hutan di Desa Mbawa,” akunya ditemui, Ahad (19/11).
Syafrudin mengatakan, warga termotivasi menanam jagung, sehingga aktifitas pembabatan hutan meningkat. Bahkan, kawasan hutan tutupan Negara menjadi sasaran.
“Akibat membabat hutan harus dipikirkan juga. Misalnya akan terjadi banjir, erosi, bahkan kemungkinan akan terjadi kemarau panjang dan kekeringan,” ucapnya.
Pembabatan hutan harus dihentikan, menurutnya, lebih banyak rugi daripada manfaat. Salahsatu kerugian nyata terjadi banjir, bahkan akan terjadi bencana longsor. “Sekarang kita masih bisa bersyukur hanya mengalami banjir,” tuturnya.
Dia berharap, instansi terkait meninjau lokasi mengultimatum agar aktifitas pembabatan hutan dihentikan.
“Sekarang hutan sudah gundul. Kalau pemerintah bersikap apatis, bisa dipastikan bencana akan menimpa setiap saat,” imbuhnya.
Camat Donggo, Abubakar, SE, mengaku pihaknya sudah berkali-kali mengimbnau masyarakat agar tidak membabat hutan, bahkan telah dilaporkan pada Kepala Dinas LHK Provinsi NTB.
“Saya sudah sering bicara agar pemerintah di atas menanggapi serius. Tetapi, aktifitas warga membabat hutan tetap terjadi, seolah ada pembiaraan,” ucapnya.
Meski sebagai Kepala Wilayah Donggo, sambungnya, tidak memiliki kewenangan menghentikan aktifitas pembabatan hutan. “Yang berkompeten KPH Ambang Riwo Soromandi,” terangnya.
Dia mengakui, aktifitas pembabatan hutan berdampak buruk terhadap lingkungan dan ekosistem. “Tanah pada beberapa titik sudah longsor, terjadinya erosi dan hilangnya suaka margasatwa. Kekayaan hutan seperti kayu berkelas dan bermutu, tidak terlihat lagi,” pungkasnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.