Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Perjuangan Guru Dikenang Sepanjang Hayat

Oleh: Eka Ilham, M.Si

Eka Ilham, M.Si

Fase perjalanan bangsa indonesia dalam menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang sumber daya manusia yang berkeualitas tidak lepas dari tangan dinginnya seorang guru. Dengan kesabaran dan keikhlasannya mampu melahirkan putra-putri terbaik diberbagai bidang dan kompetensinya. Para pemimpin negeri inipun tidak lepas dari peran seorang guru yang mendidik dan memberikan ketaladanan bagi murid-muridnya agar kelak mereka menjadi orang yang berguna atau bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan tanah airnya.

Ilmu yang diberikan kepada murid-murid akan menjadi modal mereka untuk masa depannya. Betapa sesungguhnya guru merupakan profesi yang memberikan kemuliaan bagi setiap manusia. Guru dengan penuh dedikasi mengabdikan dirinya untuk anak-anak bangsa ini agar kelak mereka bisa menjaga dan meneruskan cita-cita bangsa ini. Ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh seorang guru tidak akan terputus sepanjang hayat. Setial ilmu adalah keberkahan dan keabadian bagi setiap manusia.

Penghormatan terhadap sebuah profesi seoarang guru merupakan tanggung jawab moral bagi kita semua yang pernah mengenyam pendidikan sekolah. Tanggung jawab besar pengabdian tampa batas kerap dilakoni oleh para pahlawan tampa tanda jasa ini diseluruh pelosok negeri ini dari sabang sampai merauke untuk anak-anak negeri ini. Mereka rela mengorbankan kepentingan pribadinya untuk anak-anak didiknya ditengah persoalan-persoalan pendidikan di negeri tidak menghalangi pengabdian seorang guru.
Profesi mulai di muka bumi ini adalah profesi seorang guru (Victor Hugo) sastrawan besar Prancis, ungkapan tersebut merupakan sebuah kumulian yang dimiliki profesi seorang guru betapa guru adalah kunci dari tumbuh berkembangnya kualitas bangsa ini. Ditengah problem guru yang semakin banyak tidak menyurutkan semangat para pahlawan tampa tanda jasa ini untuk melakukan terbaik bagi anak didiknya.

Persoalan kesehjahteraan guru yang belum memenuhi rasa keadilan, sertifikasi guru sepenuhnya belum dimiliki sepenuhnya dan dinikmati oleh seluruh guru di indonesia baik yang pns maupun non pns. Gaji guru yang masih di bawah standar kelayakan masih melekat pada guru-guru di daerah terpencil dan pelosok desa berbanding terbalik dengan teman-teman sejawatnya yang ada di kota-kota besar di Indonesia namun itu tidak menyurutkan semangat pengabdian untuk menjadikan profesi guru ini menjadi amaul zariyah kita di akhirat nanti.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Di hari guru nasional ini setiap guru mempunyai harapan agar negara mampu memberikan sebuah senyum dibibir dan dihati para pahlawan tampa tanda jasa ini seperti halnya di negeri tetangga kita betapa profesi seorang guru dimuliakan terutama mengenai kesehjahteraan hidup keluarga dan putra-putri para guru. Kalaupun hari ini dengan berbagai macam program secara bertahap mencoba melakukan itu, namun negara masih belum memberikan senyuman yang manis di bibir dan hati para pahlawan tampa tanda jasa tersebut.

Mereka hanya bisa berharap sejatinya profesi guru harus dimuliakan di negeri ini. Guru zaman dulu mereka menjalani profesinya adalah sebuah pengabdian untuk bekal akhirat nanti dan bagi guru zaman sekarang pengabdian tampa batas harus dibarengi dengan kesehjahteraan bagi keluarga mereka karena mereka tanggung jawab untuk pendidikan putra-putrinya sampai ke perguruan tinggi. Mereka tidak menginginkan di tengah semangat mereka untuk mendidik anak bangsa ini, putra-putrinta tidak mampu melanjutkan pendidikan karena persoalan kesejahteraan guru yang minim.

Negara harus bisa memenuhi rasa keadilan bagi seluruh guru di negeri ini tampa memamdang status guru honorer maupun guru pns. Mereka memang bisa mencetak para murid-murid menjadi pemimpin di negeri ini walaupun kehidupan keluarganya masih belum dari kata sejahtera.

Problem sarana dan prasarana penunjang dan pendukung masih kerap kita lihat belum merata rasa keadilan itu. Pendidikan yang berkeadilan inilaj yang harus dipenuhi oleh pemimpin di negara ini walaupun harus bertahap namun harus mempunyai target agar pendidikan sumber daya manusia 100% memenuhi diseluruh pelosok negeri ini. Tidak ada lagi di setiap hari guru media-media dan lingkungan sekitar kita di tunjukkan potret-potret guru, siswa, orang tua yang mengiris hati kita semua. Hari guru nasional bukan hanya sekedar perayaan dalam berbagai upacara dan suka cita para murid merayakan hari guru, namun lebih pada bagaimana pendidikan ini memenuhi rasa keadilan bagi kita semua.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Guru idola, guru inspirasi, guru motivator, guru prestasi, guru apapun istilah yang dilabelkan pada profesi guru mereka tetap menjalankan tugas dan pengabdian bagi anak-anak negeri ini. Bagi kami melihat anak-anak kami menjadi manusia-manusia yang sukses sudah lebih dari cukup karena kami telah memilih profesi yang mulia ini.

Dari lubuk hati yang paling dalam kami Serikat Guru Indonesia(SGI) Bima mengucapkan selamat hari guru nasional bagi para pahlawan tampa tanda jasa yang sudah memilih profesi mulia ini.(*)

Penulis adalah Ketua Umum SGI Bima

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Gerakan literasi “Sastra Goes To School”, Senin (7/2/2022), berlangsung di SDN belo, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Kegiatan literasi ini juga sekaligus membagikan...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si Akhir-akhir ini kurikulum prototipe menjadi perbincangan hangat dalam dunia pendidikan. Kurikulum prototipe adalah kurikulum pilihan (opsi) yang dapat diadaptasi dalam...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si Sekolah belum memberi rasa aman bagi guru, baru saja kita memperingati Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2021 dengan gegap gempita...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si (Sebuah catatan kecil guru-guru sukarela di daerah terpencil, menceritakan kisah duka dan dinamika Seorang Guru Sukarela Pak Amiruddin.S.Pd di Desa...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si Merdeka atau mati?”, sangat sesuai dengan kondisi Republik hari ini, Pandemi Covid-19 belum berakhir.  Suara pekikan menjelang hari kemerdekaan Indonesia ...