Dompu, Bimakini.- Rencana pemberian nama Kantor Bupati Dompu yang baru masih jadi perdebatan. Salah satunya pemberian anam Paruga Ngahi Rawi Pahu.
Sejumlah warga berharap pemberian nama itu, mengedepankan aspek sejarah atau historis. Apalagi, gedung tersebut sebagai bagian dari fasilitas publik.
“Pemberian nama harus mengedepankan musyawarah dan historisnya, ” kata Arahman warga Kelurahan Bada di Taman Kota, Kamis (14 /12/2017 ).
Pentingnya mengedepankan aspek sejarah, kata dia, untuk mengenal latar belakang pemeberian nama. Juga agar tidak terjadi polemik berkepanjangan.
Meskipun, kata dia, ada yang menyatakan apalah arti sebuah nama, namun jika penamaan keliru, maka akan menjadi masalah. “Sejatinya memang harus ada keterlibatan semua pihak dalam membahasnya, ” harapnya.
Sementara itu, Ketua PWI Perwakilan Dompu, M Rifai, SH menanggapi polemik mengenai nama Paruga Parenta itu. Penamaan jangan sampai mendompleng yang sudah ada di daerah lain.
“Kenapa tidak kantor Pemkab itu diberi nama saja dengan Kantor Bupati Dompu,” katanya.
Rifai memberikan contoh, seperti daerah daerah lain di Indonesia. Rata-rata tidak memberikan embel-emel lain. “Misalnya Kantor Gubernur diberi nama Kantor Gubernur, demikian Kantor Bupati serta Walikota,” ujarnya.
Pemberian nama, kata dia, harus ada Perdanya. Untuk itu, tidak perlu member nama yang aneh yang dapat menimbulkan polemic. (JUN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.