Bima, Bimakini.- Beberapa pekan lalu, harga garam petani di Bima rata-rata dibeli tengkulak Rp100 ribu per sak. Kini, sudah mulai merangkai naik menjadi Rp120 ribu per sak.
“Harga garam musim hujan seperti ini sudah mulai naik. Kami senang dan menikmati meringankan kebutuhan saat ini,” kata Haeruddin, petani garam asal Desa Donggobolo Kecamatan Woha ditemui, Jumat (09/2).
Dia mengaku, Desa Donggobolo adalah salahsatu desa pesisir pantai dan sentra produksi garam, namun kondisi ekonomi petani garam masih berada pada taraf kemiskinan karena hanya mengandalkan hasil garam.
Menurutnya, meningkatnya harga garam mencapai Rp120 ribu per sak itu karena persediaan mulai menipis. “Di Donggobolo sudah habis, di desa lain barangkali juga sama,” tuturnya.
Petani garam asal Desa Penapali, Syafruddin, mengatakan menipisnya stok garam disebabkan hujan lebih awal dibanding tahun sebelumnya.
“Persediaan garam di gudang hasil produksi tahun lalu, tetapi banyak petani yang kosong gudang karena sudah terbawa banjir,” ungkapnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.