Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Pengrajin Cobek Batu di Sanggar tanpa Perhatian

Pengrajin cobek batu di Sanggar yang butuh perhatian.

Bima, Bimakini.- Cobek dan lesung batu yang beredar di pasar tradisional di Bima, hasil karya warga Dusun Nanga Nae Desa Sandue Kecamatan Sanggar. Profesi itu turun temurun sejak puluhan tahun lalu, namun tidak ada perhatian dari pemerintah.

Jamaludin, warga setempat mengaku, sudah puluhan tahun warga Dusun Nanga Nae bekerja sebagai pengrajin cobek batu.

“Ada belasan Kepala Keluarga yang memang menggantungkan hidup sebagai pengrajin batu, khususnya membuat peralatan dapur, seperti cobek dan lesung,” ucapnya baru-baru ini.

Di Dusun Nanga Nae, tersedia Sumber Daya Alam (SDA) berupa batu alam bahan dasar untuk membuat peralatan dapur.

Pecahan pahat, diolah pengrajin menjadi batu kerikil. “Sudah lama dikenal sebagai pembuat cobek batu, dan dipasarkan hingga ke Kota Bima, Dompu, bahkan ke pulau Lombok,” katanya menjawab pangsa pasar.

Harga jual bervariatif, tergantung ukuran cobek dan lesung. Cobek yang kecil dijual seharga Rp25 ribu, ukuran besar senilai Rp150 ribu.

Untuk membuat cobek, Jamaluddin mengakui, dahulu menggunakan peralatan tradisional, seperti pahat dibantu alat gerinda mesin.

“Selama ini, minim sekali perhatian dari Pemerintah Daerah. Kita berharap ada perhatian dari pemerintah, paling tidak bantuan peralatan modern,” harapnya. (DED)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait