Bima, Bimakini.- Harga Sembilan bahan Pokok (Sembako) kian merangkak naik, namun tidak seimbang dengan harga hasil pertanian. Misal saja, harga jual jagung hibrida yang terjun bebas dibanding tahun lalu.
Pada tahun lalu, jagung kering dibeli dari petani seharga Rp3.400 per kilogram, namun tahun ini menurun menjadi Rp2.800 per kilogram. Turun Rp600 rupiah per kilogram.
Petani Desa Tambe, Suherman Hasan, mengatakan ada penurunan harga jagung yang dibeli tengkulak dari petani. “Jagung kering dibeli seharga 2.800 per kilogram,” katanya, Selasa (13/3).
Harga itu, jagung kering yang sudah dijemur beberapa hari, setelah dipipil. Untuk jagung basah, yang belum dijemur, seharga Rp1.800 per kilogram.
“Tahun lalu harga jagung basah 2.100 per kilogram. Karena masih musim hujan, kami terpaksa menjual basah,” terangnya.
Dia berharap, pemerintah mengintervensi harga jagung agar bisa stabil. “Kita inginkan pemerintah memperhatikan harga jagung ini agar petani tidak dirugikan,” pintanya.
Senada disampaikan, Nurdin. Dia mengaku, menurunnya harga jagung tahun ini tidak bersahabat, karena antara biaya dengan hasil tidak seimbang.
Dia berharap, pemerintah memperhatikan harga jagung. Apalagi, petani lebih berminat menanam jagung karena tergiur harga tinggi.
Seorang pembeli, Wati, membenarkan harga jagung kering yang dibeli pada petani senilai Rp2.800 per kilogram, untuk jagung basah Rp1.800 per kilogram.
“Saya jual lagi ke perusahaan di Dompu untuk jagung kering 3.100 per kilogram, sedangkan jagung basah 2.100 per kilogram. Keuntungan tidak sampai 1.000 per kilogramnya,” tuturnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.