Bima, Bimakini.- Angka partisipasi pemilih pemula pada pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wali/Wakil Wali Kota Bima tahun 2018 dinilai kurang. Hasil penelitian Central for Election and Political Party (CEPP), 100 persen pemilih pemula yang memenuhi syarat sebagai pemilih tidak mengetahui visi-misi pasangan calon.
Direktur CEPP Dr Ibnu Khaldum, MSi mengatakan, dua bulan setelah penetapan tiga pasangan calon Pilkada Kota Bima, ternyata masih belum menarik bagi pemilih muda atau pemilih pemula. Hasil wawancara tatap muka 50 orang dengan lima pertanyaan pokok, semua tidak menganal visi-misi Paslon.
Pertanyaan yang disampaikan, apakah mengenal paslon? Kenal melalui media cetak, eletronik, atau lainnya? Apakah mengetahui visi misi dan rekam jejaknya? Faktor-faktor apa saja yang melatari mereka pemilih? Apa program prioritas dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan keagamaan?.
“Pemilih yang kami wawancarai tersebar di 5 kecamatan, yaitu pemilih muda dari mahasiswa dan siswa, hasilnya 40 persen belum mengenal paslon, 10 persen mengenal melalui Atribut Peraga Kampanye, yang mengejutkan 100 persen tidak mengetahui visi misinya,” ungkapnya, Selasa.
Sambung Ibnu, mereka tidak mengetahui visi-misi, karena kecenderungan apatis. Tidak mengetahui eksistensi kepala daerah. Program prioritas yang diharapkan oleh pemilih muda adalah pendidikan yang salah satunya beasiswa bagi jenjang S1 sampai S3.
“Ini menunjukkan rendahnya kinerja KPU dalam menentukan target peningkatan partisipasi pada pemilih muda, disamping itu, kurang kreatifitas Timses dalam menyusun visi misi yang sesuai dengan kebutuhan pemilih muda,” ujarnya.
Kata dia, berdasarkan hasil penelitian, pemilih muda di Kota Bima mencapai 30 persen. Ini merupakan tamparan serius bagi pemerintah bahwa orang-orang muda kurang diperhatikan.
Derdampaknya, rendahnya kesadaran pemilih muda pada partisipasi untuk mendukung kebijakan-kebijakan pembangunan sumber daya manusia. Dampak lain menunjukkan bahwa partai politik kurang melaksanakan fungsi untuk memberikan pendidikan politik bagi pemilih muda.
“Ternyata, pemilih muda di Kota Bima cenderung masih tradisional, masih melihat figur ketimbang visi-misi dan rekam jejak paslon,” pungkasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.