Mataram, Bimakini.- Ketua Pimpinan Wilayah ( PW) Gerakan Pemuda Ansor NTB, Zamroni Aziz mengapresiasi pernyataan TGB mendukung keberlanjutan kepeminpinan Jokowi untuk periode kedua. Pernyataan itu dianggapnya biasa dalam dunia politik.
Manurut Zamroni, hal ini karena TGB cerdas dalam menentukan sikap. “Melihat realita politik hari ini, mau tidak mau harus diakui keberhasilan pembangunan pemerintahan Jokowi,’ ujar Zamroni Aziz, Jumat (6/7).
Menurut Zamroni, indikator keberhasilan pembangunan Jokowi bisa dilihat dari program infrastruktur yang ada di NTB. Salah satunya adalah program Kawasan Ekonomi Khusus ( KEK ) mandalika.
Zamroni menuturkan selama ini perhatian dan atensi Jokowi terhadap NTB begitu luar biasa. Hal ini bisa diukur dari intensitas Presiden Jokowi mengunjungi NTB sebanyak delapan kali.
“Jika TGB hari ini menentukan pilihanya ke Jokowi hal yang wajar, karena TGB merasa Presiden Jokowi sudah berbuat banyak untuk NTB,” lanjutnya.
Selain itu Zamroni menegaskan, jika ada yang punya asumsi TGB mendukung Jokowi karena KPK, dianggapnya keliru. “KPK itu lembaga independen yang tidak boleh di intervensi oleh siapapun termasuk Presiden sekalipun,” ucapnya .
Sementara itu, terkait pernyataan pribadi Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi yang memberi dukungan pada Presiden Jokowi, serangan kepada ulama ahli tafsir ini di media sosial begitu massif.
Karena tidak sepaham dengan TGB, beragam ucapan merendahkan disampaikan. Dai muda Gede Hadi El Rosyadi keberatan dengan serangan-serangan tersebut.
“Ulama menentukan hukum dengan Ijtihad, berdasarkan ilmu mumpuni yang beliau miliki, sehingga terjadi perbedaan hukum antar masing-masing ulama,” katanya di Mataram.
Tentunya kata dia, yang utama tidak keluar dari koridor yang sudah ditetapkan. Dikatakan, Tuan Guru Bajang menentukan sesuatu dalam bersyiasah (berpolitik) pun sudah melalui pertimbangan.
“Saya yakin beliau mempunyai pandangan yang baik. Bagi kita orang awam tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” sambung ulama muda yang akrab disapa Ustad Hadi ini.
Ustad Hadi mengingatkan, jangan sampai karena perbedaan pandangan politik masyarakat mencaci sesama muslim. Apalagi sampai menghukumi sesama mukmin. Lebih parah lagi menghina dan merendahkan ulama.
“Wallahu alamu biman dzolla‘an sabilih. Dan Allah lebih tahu siapa yang tersesat dijalan Nya,” tandasnya.
“Janganlah kita menjadi Tuhan sehingga kita mudah menghakimi sesama, dewasalah dalam berpolitik dan sikapi perbedaan dengan wajar,” tambahnya.
Diakuinya, dia terus memantau pemberitaan terkait TGB dalam beberapa hari ini. Tidak hanya komentar di media sosial, di media massa juga diikuti.
“Ada politisi yang dahulu itu memuji dan ikut mengusung Pak Jokowi. Kok sekarang ikut menjelekkan TGB, ini kan aneh,” tukas dai yang tengah menyusun tesis di PTIQ Jakarta ini. (IAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.