Belum sampai seminggu, sampah di Dam Rabasalo yang dibersihkan oleh Satuan Linmas Kota Bima, sampah kembali menumpuk. Sabtu (10/3) sejumlah anggota Linmas kembali “terjun” membersihkan sampah di lokasi itu.
Membersihkan sampah di Dam Rabasalo tidaklah mudah, karena sampah yang saling mengait, sehingga membutuhkan tenaga ekstra. Selain mengandalkan cara manual dengan tangan, juga mencangkul. Bahkan, sampah yang umumnya terdiri dari batang bambu, diikat tali tambang dan ditarik beramai-ramai.
Tidak itu saja, bahkan anggota Linmas harus berhati-hati dengan arus air. Dilihat sepintas, permukaan air tidak terlalu deras, namun arus bawahnya bias saja menyeret, jika tidak hati-hati.
Kasubid Pengembangan SDM dan Satuan Linmas, Sugiarto, S.Sos, mengaku heran mengapa sampah di Dam Rabasalo tidak pernah habis-habisnya. Bahkan, untuk ketiga kalinya, anggota Linmas membersihkan sampah di lokasi itu.
Bukankah masalah sampah seperti itu Tupoksi dari instansi lain? Sugiarto mengatakan hanya ingin menunjukkan kepedulian agar masalah sampah dapat diatasi. “Jika sampah dibiarkan, ini dapat mengancam, terutama masalah banjir. Ini juga bagian dari tugas Linmas melindungi masyarakat dari ancaman banjir itu. Tidak hanya melindungi masyarakat secara fisik,’ ujarnya.
Minggu (11/3) anggota Linmas kembali kerja bakti membersihkan drainase di jalan Gatot Soebroto atau Kelurahan Sadia yang tersumbat. Akibatnya hampir sepekan jalan di Sadia tergenang.
Kepala Bakesbanglinmaspol Kota Bima, Drs. M. Nur A. Madjid, MH, mengatakan apa yang dilakukannya hanya ingin ambil bagian dari tugas yang besar menata Kota Bima. Bahkan, dengan memanfaatkan waktu libur untuk mengatasi sejumlah persoalan masyarakat.
“Kami pun mencoba memanfaatkan waktu libur kerja jam dinas, pada Sabtu dan Minggu tetap bekerja dan berkarya. Kami ingin tiada hari tanpa berkarya untuk daerah ini,” ujarnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
