Hingga kini, pembangunan masjid raya Al-Muwahidin Bima belum juga tuntas. Perkembangan pembangunan dinilai para jamaah lamban, bahkan puncak kubah yang bertuliskan lafas Allah patah diterjang angin kencang, pekan lalu. Kondisi pembangunan dan puncak kubah itu disayangkan oleh jamaah.
Pengurus masjid, Muhammad, mengatakan lafas Allah tersebut patah akibat terjangan angin kencang beberapa waktu lalu. Saat ini, pengurus sudah melaporkannya pada kontraktor pelaksana, karena khusus pembangunan kubah belum diserahterimakan. “Kami sedang mengusahakan untuk menurunkan puncak kubah, tapi sampai saat ini belum ada yang berani memanjat setinggi kubah itu,” ujarnya Jumat (30/3) di masjid setempat.
Jamaah masjid Al-Muwahiddin, Imran, S.Ag, mengatakan panitia harus secepatnya memikirkan perbaikan pada puncak kubah yang patah, hal itu merusak pemandangan dan kemegahan masjid itu. Dia menilai, dari segi kualitas, pengerjaan tidak bagus karena hempasan angin dengan kecepatan seperti itu saja merusak puncak kubah.
Jamaah masjid, Eko Widodo, menilai jatuhnya puncak kubah itu menunjukkan ada sesuatu yang kurang dari masjid itu. Dia mengharapkan agar puncak kubah itu secepatnya diturunkan karena keadaan bergantungan semacam itu merusak pemandangan.
Warga Kelurahan Paruga, Ismail, mengeritik pengerjaan puncak kubah itu karena dinilainya tidak bagus. Puncak kubah itu mesti secepatnya diturunkan dan diganti yang baru. “Orang yang melihat puncak kubah itu pasti merasa prihatin, oleh karenanya kita harus secepatnya menurunkan puncak itu dan menggantinya dengan yang baru,” ujarnya
Ismail juga mengimbau masyarakat Kota Bima agar menggalakkan Gerakan Seribu Rupiah untuk kelanjutan pembangunan masjid tersebut, jika menunggu bantuan dalam jumlah banyak akan lama. Namun, dengan menyumbang Rp1.000/orang, diyakininya pembangunan masjid tersebut akan cepat tuntas. Tidak hanya itu, kelanjutan pembangunan masjid itu tidak harus mengharapkan bantuan pemerintah, karena bantuan pemerintah sifatnya terbatas.
Dikatakannya, pembangunan masjid yang direncanakan sebagai ikon Kota Bima itu sangat lamban, hal itu kurangnya dukungan dari masyarakat. Disarankannya, jika ada dana pembangunan sebaiknya dikerjakan langsung. “Saya berharap pembangunan masjid itu secepatnya rampung,” harapnya.(BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
