Dugaan penyebaran kasus flu burung di Kota dan Kabupaten Bima, kian hari semakin menguatirkan. Selama satu pekan terakhir, tidak saja membunuh ribuan unggas, tetapi diduga telah menyerang manusia. Hal ini mengindikasikan penanganan penyebaran virus mematikan itu belum maksimal dilakukan.
Warga Kota Bima, Agus, S.PdI, meminta pemerintah menangani secara serius kasus tersebut agar virus itu tidak sampai menyerang lagi manusia, sehingga tidak bertambah korban. Pada sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Bima, kematian unggas terus bertambah bukan justru berkurang. Apalagi, didengarnya informasi kematian unggas pada beberapa tempat tidak semua dilaporkan masyarakat kepada petugas medis dan instansi yang menangani, karena tidak mengetahui cara penanganannya mereka hanya membiarkannya begitu saja tanpa dibakar dan dikubur.
“Kami jelas sangat kuatir, apalagi membaca media massa sudah ada beberapa orang yang terjangkiti virus itu, sementara obatnya hingga kini belum ada yang benar-benar bisa mengobati,” katanya di Jatibaru, Sabtu (10/3).
Lebih miris lagi, jelasnya, beberapa orang yang diberitakan terjangkit virus mematikan itu hampir semuanya berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga jelas akan berpikir dua kali untuk berlama-lama di Rumah Sakitm karena tidak memiliki biaya pengobatan. Apalagi, bagi pasien yang tidak memiliki kartu Jamkesmas.
Menyikapi hal itu, katanya, pemerintah harus segera tanggap merespons keluhan warga melalui tindakan nyata di lapangan untuk tindakan pencegahan. Apalagi, kasus itu sudah masuk kategori kasus luar biasa seharusnya pemerintah pusat juga ikut turun tangan.
“Saya kira pemerintah tidak hanya sebatas membebaskan biaya pengobatan saja kepada para pasien, tetapi benar-benar membantu sepenuhnya sehingga mereka tidak lagi mengeluhkan ada biaya yang dikeluarkan dan pulang seperti diberitakan,” jelasnya.
Warga Kota Bima lainnya, Tarmiji, juga meminta keseriusan perhatian pemerintah tidak sebatas berjanji untuk menuntaskan kasus itu, tetapi faktanya korban manusia yang terjangkit semakin bertambah. Saat ini, petugas penanganan tanggap darurat guna mencegah penyebaran virus itu kalau perlu harus ditempatkan pada seluruh penjuru desa dan kelurahan untuk mengontrol.
“Saya berharap pemerintah daerah segera berkoodinasi juga dengan pemerintah pusat agar mereka turun membantu dengan petugas tanggap daruratnya yang sudah disiapkan, sehingga masyarakat tidak kuatir lagi,” harapnya. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
