Siswa kelas II SMAN 1 Kota Bima, Ilma Aulia, mengaku, setiap waktu shalat tiba selalu banyak siswa putri dan putra yang mengikuti shalat berjamaah, tetapi khusus putri sebagian harus antre secara bergilir untuk melaksanakan shalat. Apalagi, jika jumlahnya banyak tentu waktu yang dibutuhkan akan lama. Bahkan, sampai satu jam. “Karena minimnya mukenah shalat, kita harus sabar menunggu, meski ada sebagian yang membawa mukenah, tetapi lebih banyak yang tidak membawa, sehingga harus antea menunggu,” katanya.
Dia berharap pihak sekolah dapat menambah jumlah mukenah agar tidak terlalu lama antre shalat. Ini penting karena menegakkan shalat, termasuk upaya meningkatkan ke-iman-an dan ke-taqwa-an kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hal senada dikemukakan siswa lain, Saramiati. Kegiatan di bidang keagamaan di sekolah ini cukup baik, sehingga siswa banyak yang taat mengikuti shalat Dhuhur maupun shalat Ashar bagi kebanyakan siswa yang mengikuti program akselerasi. Namun, jumlah mukenah di mushalla masih minim, sehingga harus diterapkan antrea bagi siswa putri.
“Kita berharap ada penambahan peralatan shalat itu. Meski saat ini mushalla sedang direhab, tetapi siswa yang mengikuti shalat tetap banyak,” katanya.
Guru SMAN 1 Kota Bima, Drs. H. Sudirman Ismail, mengaku baru mengetahui kekurangan itu dan meminta siswa bersabar. Diakuinya, semangat siswa shalat berjamaah di mushala sekolah relatif tinggi, meski kondisi mushalla sedang diperbaiki.
“Insya Allah besok kita akan menambah jumlah kerudung shalat itu. Namun, kita harapkan juga guru agama agar memerintahkan siswanya menyiapkan kerudung sendiri dari rumah masing-masing,” katanya. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.