Tahun ini, sebanyak 7.295 siswa kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasyah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta di Kabupaten Bima mengikuti Ujian Nasional (UN). Jumlah itu meningkat atau bertambah 575 siswa dari tahun sebelumnya sebanyak 6.620siswa.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan,Pemuda,dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima, hingga hari ketiga UN, Rabu, sebanyak 57 siswa tidakmengikutiUN. Alasannya beragam. Sebanyak 35 orang tidak melanjutkan sekolah dan sudah berumah-tangga, dua orang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri, dua meninggal dunia, satu orang menjadi tahanan Polres BimaKabupaten, dua orang sakit, dan sisanya tanpa keterangan.
Bagi dua siswa yang tidak mengikuti UN hari pertama lantara sakit, akan dijadwalkan mengikuti ujian susulan pada Senin (23/4) mendatang. Setelah menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari Puskesmasatau RSUD Bima.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Pedidikan Menengah (Dikmen) Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Muhammad Basyirun, S.Pd, M.Pd, mengatakan,selama UN berlangsung tidak ada hambatan berarti. Hanya saja,ada beberapa sekolah yang kekurangan soal UN, tetapi sudah difotokopi perbanyak oleh panitia.
Hambatan ringan lainnya, kata Basyirun, adalah beberapa sekolah kekurangan segel amplop pengembalian, namun Dinas Dikpora telah mengatasi secepatnya. Langkah itu untuk meniadakan kekuatiran lembar jawaban siswa hilang atau terceceryang akan merugikan siswa. “Permasalahn itu semua bisa kami atasi. Bahkan,sekolah yang kekurangan soal, kami mundurkan sedikit jam UN, untuk menghindari kerugian waktu mengerjakan soal bagi siswa yang tidak kebagian soal, sehingga semua bisa berjalan dengan normal,” ujar Basyirun di Dinas Dikpora, Rabu (18/4).
Berkaitan dengan kelulusan, Basyirun mengaku, tahun lalu persentase kelulusan SMA/MA/SMK di wilayah Kabupaten Bima mencapai 99,76 persen. Persentase itu adalah kelulusan tertinggi di wilayah Provinsi NTB. Dia optimis,tahun ini persentase kelulusan bisa dipertahankan atau lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. “Saya sangat optimis bahwa persentase kelulusan tahun ini bisa kami pertahankan atau lebih meningkat,” tandasnya.
Untuk menjamin pelaksanaan UN sesuai harapan, dia mengaku, Dinas Dikpora sejak awal telah membuka Posko UN yang melayani keluhan, pengaduan, dan pelayanan terhadap penyelenggaraan UN tingkat menegah atas, tingkat pertama, dan tingkat dasar.
Sejak Posko itu dibuka, katanya, Dinas Dikpora telah menerima beberapa pengaduan ringan tentang UN. Namun, semuanyabisa diatasi sehingga saat ini UN bisa diselenggarakan dengan baik. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
