
H. Zainul Arifin (foto dok)
Kota Bima, bimakini.com,-
Mantan Bupati Bima, H Zainul Arifin, rupanya tak menerima tentang penjelasan walikota Bima, H Qurais H Abidin, tentang bagaimana sejarah terbentuknya Kota Bima. Pihak-pihak yang dianggap berperan, tak disebutan dan dikuatirkan membelokkan sejarah sebenarnya.
Abuya, sapaan akrab Zainul, mengaku tak menampik pihak-pihak atau tokoh yang berperan mengisi pembangunan Kota Bima, seperti Almarhum Nur A Latif. Namun perannya setelah Kota Bima terbentuk dan mengisi pembangunan. “Nur Latif punya jasa besar, tapi mengisi setelah Kota Bima terbentuk,” ujarnya kepada bimakini.com via hanphone (HP), Rabu sore.
Justru, kata dia, yang tidak bisa dilupakan perannnya adalah mantan Ketua DPRD Kabupaten Bima, H Abdul Malik Ibrahim, H Umar. Sementara itu, posisinya sendiri sebagai Bupati Bima saat itu ikut menandatangani dukunngan pembentukan Kota Bima. “Almarhum Malik itulah yang banyak menandatangani berkas pembentukan Kota Bima definitif,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, dicermatinya setiap perayaan HUT Kota Bima, potongan sejarah yang dibacakan tak lengkap. Dikuatirkan sejarah terpotong dan orang tak memahami urutannya.
Sulaiman, SH, juga mengatakan jika H A Malik Ibrahim sangat berjasa, demikian juga dengan H Umar dan Mantan Bupati Bima, H Zainul Arifin. Sementara Nur Latif berperan setelah Kota Bima terbentuk dan mengisinya dengan pembangunan. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
