
Trotoar yang beralih fungsi.
Kota Bima Bimakini.com.- Sorotan sebagian warga terhadap pemanfaatan trotoar oleh sebagian pedagang atau pemilik toko untuk menyimpan barang daganganya, hingga saat ini belum direspons oleh pihak yang berkaitan. Padahal, pemanfatan trotoar yang merupakan milik umum itu dibangun dari uang rakyat. Warga terutama pejalan kaki, sangat merugikan.
Warga Kelurahan Sarae, Abdul Hamid, menyesalkan lambannya respons pemerintah terhadap sorotan ini, karena pemilik took dibiarkan memanfaatkan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi. Bahkan, pemanfaatan itu telah nyata-nyata merugikan orang lain.
Dicontohkanya, di kompleks pertokoan Bima sebelah Timur toko bangunan Terimakasih, trotoar sudah digunakan sepenuhnya oleh pemilik took. Warga kesulitan melintas karena tumpukan barang dengan sengaja disimpan di atas trotoar. “Sepertinya pemilik toko itu sudah menganggap troptoar itu bagian dari toko mereka,” ujarnya kemarin di Sarae.
Selama ini, katanya, pejalan kaki harus mengalah dan berjalan di atas badan jalan yang juga banyak kendaraan parkir. Menurutnya, kalau kondisi seperti it uterus dibairkan, bukan saja menimbulkan kecemburuan sosial, tetapi akan mendidik masyarakat mudah memanfatkan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi.
Nah, tidakkah aparatur Pemerintah Kota Bima melihatnya? “Saya yakin aparat juga melihat kok, tapi justru kondisi ini masih dibairkan,” sorotnya.
Melihat fakta seperti itu, dia malah menduga ada “permainan” antara pemilik toko dengan Dinas yang berkaitan. “Wajar kalau ada masyarakat yang menilai demikian, karena pelanggaran yang nyata di depan mata dibairkan, “katanya.
Diakuinya, pemanfaatan trotoar bukan hanya dilakukan oleh pemilk toko dan pedagang di pasar raya Bima, namun juga oleh warga pada sejumlah kelurahan. Terutama yang tempat tinggalnya di pinggir jalan protokol. Banyak ditemui kios warga dibangun di atas trotoar sehingga menganggu pejalan kaki. Bahkan, ada yang menempatkan pot bunga dan menjadi areal penyimpanan motor.
“Lihat saja di Penaraga misalnya di jalan Soekarno-Hatta. Ada kois di atas trotoar dan taman bunga memanfaatkan trotoar,” ujarnya.
Dia mengharapkan Wali Kota Bima menegur Dinas yang berkaitan yang tidak mampu bekerja mengamankan wilayah tugas mereka. “Kalau pedagang liar dibongkar, kios dan barang yang memanfaatkan trotoar juga harus ditertibkan,” desaknya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
