Connect with us

Ketik yang Anda cari

Olahraga & Kesehatan

Deklarasi Open Defecation Free Dihelat di Wawo

Deklarasi Open Defecation Free (ODF) dalam upaya mendidik masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, dilaksanakan di lapangan umum Wawo, Kamis (4/4). Deklarasi  itu berlangsung meriah.  Deklarasi itu merupakan kampanye membebaskan masyarakat dari membuah hajat pada sembarangan tempat.

Tim dari Pokja Nasional Air Minum Penyehatan Lingkungan (AMPL) dari Kementerian Kesehatan  RI dan tim dari UNICEF disambut meriah warga dengan atraksi Ntumbu, Mpaa Manca, dan tari khas daerah Bima, Wura Bongi Monca.

Tim AMPL dan UNICEF didampingi Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST bersama Ketua Tim PKK Kabupaten Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, Camat Wawo, Drs Muhammad Rum dan beberapa pejabat lainnya.

Ketua tim AMPL Kementerian Kesehatan RI, Dr. Wahamuddin, mengaku merasa tersanjung dengan kemeriahan penerimaan warga. Kesan Bima sebagai daerah yang suka berdemo, seperti yang terlihat di televisi selama ini, sama sekali berbeda dengan kondisi riil di lapangan.

“Buktinya hari ini begitu meriah dan kita kagum dengan kebersamaan yang diperlihatkan warga Kecamatan Wawo. Semoga program ODF bisa membebaskan masyarakat dari membuah hajat sembarangan tempat,” ujarnya.

Saat itu, Wahamuddin berpantun. Katanya, bajang bukan sembarang bajang, tetapi bajang dimakan dengan tahu, kedatangan tim dari Jakarta bukan sembarang datang, tetapi tim karena ingin tahu”. “Keinginantahuan saya terhadap deklarasi ini sudah saya saksikan sendiri bahwa apa yang dideklarasikan oleh Camat bersama sembilan Kepala Desa di Kecamatan Wawo benar adanya,” katanya.

Dia menjelaskan ada tiga ciri masyarakat yang berjaya dan mandiri. Pertama, jika dibangunkan suatu sarana masyarakat mau maksimal memanfaatkannya, kemudian memelihara, dan yang paling tinggi tingkatannya adalah kesadaran, sekaligus berani berkorban untuk memenuhi kebutuhan. Termasuk di dalamnya kebutuhan akan membangun sarana sanitasi.

“Sebelum kami sampai di tempat ini, beberapa tim mencoba memasuki lingkungan dan rumah warga, ternyata apa yang dideklarasikan hari ini bukan sekadar lipstik, tetapi benar adanya, karena kesadaran warga terhadap sanitasi di Wawo tinggi. Tinggal bagaimana masyarakat Wawo ini bias memertahankan kebiasaan yang baik ini,” katanya.

Deklarasi ini, terangnya, sebagai titik awal dari apa yang selama ini dicita-citakan dan kegiatan ini tidak hanya digaungkan di Kecamatan Wawo, kebiasaan baik itu akan didistribusikan di seluruh Nusantara melalui berbagai media, terutama media khusus pada bidang Kementerian Kesehatan RI.

Bupati Bima mengatakan warga Kecamatan Wawo memiliki kesadaran tinggi berpartisipasi dalam pembangunan apa saja, terutama yang positif, seperti ikhtiar membebaskan kebiasaan warga membuang hajat sembarangan. “Jika Camat maupun Kepala Desa ingin berumur panjang, buang kebiasaan lama dan mengikuti program yang dicanangkan oleh pemerintah,” katanya.

Awal tahun lalu, katanya, bekerja sama dengan jajaran pendidikan telah mencanangkan program “Cuci Tangan dengan Sabun”.  Bayangkan, dalam program ODF ini warga membuat jamban dengan cara Praktis Murah dan Meriah (Paramuria). Biayanya sederhana hanya satu sak semen, kloset, dan pipa paralon yang disediakan pemerintah, sedangkan yang menggali adalah warga sendiri, sehingga hamper seluruh desa bebas ODF. (BE.13)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait