“Membakar sekretariat HMI Bima, berarti memberi semangat baru bagi kader agar terus berjuang,” demikian pandangan dosen STIT Sunan Giri Bima, Drs. Taufiqurrahman, M.Pd, dalam pernyataan pers, Senin (2/4).
Dikatakannya, dulu saat Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namruz, setelah proses pembakaran itu, Allah justru menolong Nabi-Nya, memberikan kekuatan dan motivasi perjuangan baru. Akhirnya nabi Ibrahim menjadi pemenang dan semakin mengibarkan bendera kemenangannya. “Semoga HMI bisa menjadi bagian dari Nabi Ibrahim dalam nilai perjuangannya. HMI teruslah berjuang untuk anak negeri ini,” harapnya.
Taufikqurrahman menggugah mengapa di daerah Bima setiap kejadian selalu berakhir dengan api atau pembakaran. Contohnya kantor Polsek Woha, Polsek Parado, Kantor Camat, Polsek, dan KUA Lambu. Demikian juga sejumlah kantor di Lambu. Kejadian fantastik adalah pembakaran kantor Pemkab Bima pada Kamis 26 Januari 2012.
Katanya, dalam dua minggu ini, terjadi pembakaran manusia di Lambu lagi, terakhir pembakaran inventaris HMI Bima di Sadia Kota Bima. Pembakaran aset itu menunjukkan sikap arogansi dan mungkin kebencian dari oknum-oknum tertentu atau jaringan tertentu. Bahkan, konspirasi yang berusaha memadamkan api perjuangan dan mengancam keberadaan HMI di Indonesia, khususnya di Bima.
Menurutnya, HMI adalah organisasi yang telah matang dan cukup dewasa memerjuangkan aspirasi kebangsaan, ke-Indonesia-an, ke-Islam-an, kepemudaan, dan kemahasiswaan. Oleh karena itu, sikap dan konspirasi itu merupakan semangat baru dan injeksi energi terbaru bagi HMI agar terus berjuang. Selain itu, energi baru agar lebih gesit mendemonstrasikan aspirasi ke-Islam-an, kepemudaan, kejuangan, dan kebenaran dalam melawan semua kezaliman, KKN, dan apapun bentuk penyimpangan dan pengalahgunaan kewenangan dan jabatan, khususnya di Bima. “Kenapa di Bima selalu memilih membakar sebagai tindakan dalam menyelesaikan masalah,” tanyanya.
Mungkin jawabannya, katanya, sikap buta dan tuli penguasa yang tidak lagi mau mendengarkan aspirasi masyarakatnya. Apakah juga pembakaran aset HMI merupakan sikap buta dan tuli oknum atau penguasa yang mau membungkam perjuangan dan suara lantang HMI selama ini? “Jawabannya juga bisa ya atau sekadar mereka mau menakut-nakuti kader-kader HMI Bima agar takut dan keder atau mundur dalam berjuang,” katanya.
Menurutnya, kader-kader HMI boleh saja takut, tetapi nilai juang yang tertancap dalam sanubari dan yang menjadi jiwa perjuangan HMI akan terus menyala dan menyinari bumi Indonesia sepanjang jaman. HMI dilahirkan pada zaman yang menuntut perjuangan dan pembelaan pada kepentingan umat, Islam, kebangsaan, kepemudaan, dan kemahasiswaan.
Dia meminta kader HMI belajar dan menelaah bagaimana jiwa kejuangan dan keberanian Nabi Ibrahim pascapembakaran oleh Raja Namruz, bagaimana Bilal bertambah kukuh dan tegar pascapenyiksaan oleh Tuan-nya. “Itu semua adalah contoh nyata dan ibrah bagi kader HMI dan organisasi kemahasiswaan yang bernafaskan Islam di negeri ini,” ujarnya. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
