Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Harga Kebutuhan Melejit, Pemerintah Didesak Mengatasi

 

 

Masyarakat Kota dan Kabupaten Bima kini dihadapkan pada hadangan persoalan baru. Mereka mengeluhkan kenaikan harga beberapa jenis barang vital yang dibutuhkan sehari-hari. Meski pihak pemerintah menunda penaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 April lalu, namun harga barang teta[ saja merangkak naik.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Kondisi itu memberatkan dan mengharapkan agar pemerintah segera mengatasinya. Pantauan Bimeks beberapa jenis barang yang naik, seperti gula yang semula hanya Rp500 ribu/sak naik menjadi Rp540 ribu/sak. Minyak goreng cor dari Rp173 ribu menjadi Rp180 ribu/jirigen. Rokok Gudang Garam Surya 12 semula Rp1,7 juta juta kini menjadi Rp1,710 juta/dus. Barang yang paling menonjol adalah besi yang 12 milimeter semula hanya Rp77 ribu/batang kini naik menjadi Rp90 ribu/batang.

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 Warga Kelurahan Dara, Sulaiman, mengaku kenaikan itu merupakan dampak dari rencana pemerintah untuk menaikan  hanya BBM 1 April lalu. Namun, ternyata tidak jadi dinaikan, tetapi sejumlah barang tersebut sudah terlebih dahulu dinaikan. “Kita sesalkan karena dampak kenaikan menyusahkan rakyat yang sedang dalam kondisi kesusahan,” ujarnya di Kelurahan Dara Kota Bima, Selasa (3/4).

 

Seharusnya, kata dia, Dinas Koperindag Kota Bima harus mengingatkan penjual jangan seenaknya menaikan harga. Apalagi, beberapa bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. “Kita berharap ada langkah kongkrit Pemerintah Kota (Pemkot) Bima untuk menyaksikan langsung di pasar,” katanya.

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Hal senada dikemukakan warga Desa Kawinda Toi Kecamatan Tambora, Muhdar dan Muslim. Mereka kager dengan kenaikan harga beberapa jenis barang. Padahal, beberapa hari sebelumnya harganya masih murah. Akibatnya, kadang tekor. Apalagi, jauhnya Tambora.

 

Bayangkan, kata Muhdar, harga seng semula harganya hanya Rp36 ribu/lembar, kini meningkat tajam sekitar Rp38 ribu hingga Rp40 ribu/lembar. Seng genteng dari Rp30 ribu/lembar menjadi Rp33 ribu/lembar.

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Kita hanya siapkan uang sesuai harga yang lama, tetapi kenyataan di pasar sudah naik. Kita harus mengurangi jumlah barang dan kita sesuaikan dengan uang yang disiapkan,” tutur Muhdar yang diamini Muslim, di terminal Dara, Selasa.

 

Dia mengharapkan dengan tidak naiknya harga BBM seharunya harga barang juga diturunkan seperti semula. Tentu yang bias mengingatkan itu adalah pihak pemerintah, terutama Dinas Koperindag. (BE.13)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Harga kebutuhan pokok di Pasar Sila di bulan suci Ramadan tidak stabil. Seperti halnya harga tomat, cabai merah, kol dan lainnya. Kadang...

Opini & Sudut Pandang

Oleh: Khairudin M. Ali*) SAYA sebenarnya sudah lama memprediksi dan mengingatkan semua pihak, sebelum ribut-ribut media mempersoalkan kerja sama dengan pemerintah seperti yang terjadi...

Opini

Oleh:Damhuji, M.Pd.,M.A*)   KEMAJUAN sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri. Kualitas sumber daya manusia sangat...

Ekonomi

Bima, Bimakini.com.-Pergerakan kenaikan harga bawang merah dirasakan lambat oleh petani di Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Pergerakanya sempat menyentuh angka Rp1,875 juta, namun kini menurun...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Jumlah korban keracunan makanan di Kecamatan Lambu terus berderet panjang. Kalau sebelumnya hanya sekitar 335 orang, kini mencapai 472 orang. Penambahan itu...