Kasus dugaan penembakan salah seorang mahasiswa saat aksi penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima sedang diselidiki. Jika ada oknum aparat yang terlibat, maka akan ditindak. Demikian juga dengan kasus penyerangan dan pengerusakan sekretariat HMI dalam penyelidikan.
Hal itu disampaikan Kapolda NTB, Brigjen Arif Wahyudi, saat acara silaturrahmi dengan Pemerintah Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu di Polres Bima Kabupaten, Sabtu (31/3) malam.
Mengenai kasus dugaan penembakan mahasiswa yang juga kader HMI, Haeruddin, masih diselidiki. Untuk itu kedatangan Kapolda ke Bima besama Kabid Propam dan Reskrim dalam rangka penegakan hukum dan penindakan bagi pelaku.
Kapolda mengaku sebelumnya telah menjenguk Haeruddin di RSUD Bima dan berbicara dengan keluarga. Kondisi korban sendiri cukup baik, namun kepastian luka yang dialami korban diserahkannya kepada dokter. “Memang korban mengalami luka tembus dan lecet. Silahkan ditanyakan ke dokter. Saya datang menjenguk korban sekitar pukul 05.00 Wita dan ingin memastikan jika korban sehat,” ujarnya kepada wartawan yang menanyakan tentang kepastian jenis peluru.
Saat pertemuan silaturrahmi Kapolda degan tokoh masyarakat, agama, pemuda, mahasiswa dan kemunitas, Sekretris HMI cabang Bima, Amiruddin, menyampaikan tentang kasus yang dialami kader dan penyerangan sekretariat. Meminta agar kepolisian menangkap pelaku pengerukan inventaris HMI dan mengusut penembakan Haeruddin.
Pada pertemuan itu juga, Ketua HMI Cabang Bima, Mansyur, menyerahkan laporan tentang penyerangan sekretariat HMI dan diterima Kapolda NTB. Dalam surat itu berisi dugaan adanya keterlibatan pejabat dilingkup Kota Bima.
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
