Kota Bima, Bimakini.com.- Bagaimana solusi agar pembangunan Masjid Agung Al-Muwahhidin Bima bisa segera dituntaskan? Tentu saja jika sebelumnya tersedia anggaran memadai. Namun, perlu ada penyatuan presepsi antara yayasan, panitia pembangunan, masyarakat dan pemerintah. Demikian pandangan akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Bima, Ilham, MPd.I, Jumat (27/4).
Dikatakannya, menyusul anggaran yang relatif banyak dari pemerintah dan pihak lain yang sifatnya tidak mengikat, seharusnya pembangunan masjid itu sudah rampung, namun faktanya kondisinya masih begitu saja. Jika dibandingkan dengan masjid agung Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang mungkin lebih luas dari Al-Muwahiddin, hanya mengalokasikan anggaran Rp7 miliar.
Disarankannya, antara pihak yayasan, masyarakat, panitia pembangunan, dan pemerintah daerah sebaiknya duduk bersama untuk mencari solusi terbaik penyelesaian. Tidak hanya itu, agar panitia pembangunan berkoordinasi atau studi banding tentang pembangunan masjid berbiaya murah, tuntas, dan berkualitas.
Warga Kota Bima, Islamuddin, SPd.I, menilai pembangunan masjid itu bisa dirampungkan apabila ditangani oleh ahlinya, tidak ditenderkan namun dikerjakan secara gotong-oyong oleh masyarakat. Tidak hanya itu, salahsatu solusi lainnya, yayasan berkoordinasi dengan pemerintah agar pembangunan diserahkan pada pemerintah saja dalam hal teknisnya, sedangkan anggaran diusahakan secara bersama.
“Kalau Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang kerjakan mungkin bisa tuntas, namun itu harus dilakukan koordinasi dulu antara yayasan dan pemerintah,” ujarnya melalui telepon seluler.
Warga Kota Bima, Burhanuddin, yang ditemui di halaman kantor Pemkot Bima, mengatakan pembangunan masjid itu masih membutuhkan waktu puluhan tahun agar bisa rampung. Menurutnya. masjid itu bisa rampung apabila jumlah jamaah yang menunaikan shalat didalamnya penuh, tidak hanya tiga sampai lima saf saja. “Percuma bangun masjid besar-besar dan megah jika yang shalat tidak begitu banyak itu mubazir,” ungkapnya.
Warga Kota Bima, H. Ahmad, S.Ag, mengatakan jika konsep master plan-nya untuk lantai dua dan lantai tiga dibiarkan terbuka semacam itu, pada prinsipnya pembangunan tinggal beberapa tahap saja. Namun, masih terkendala dana. Katanya, pembangunan masjid itu membutuhkan perjuangan bersama dari pemerintah dan masyarakat. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
