Kota Bima, Bimakini.com.- Akademisi STIT Sunan Giri Bima, Drs. Taufiqurrahman, M.Pd, punya penilaian berbeda dengan pernyataan mundur dari jabatan yang kerap kali digaungkan Kota Bima, HM. Qurais, pada berbagai forum. Dari sisa jabatannya, Wali Kota lebih baik berkonsentrasi dan berjuang keras melaksanakan semua janji-janji politik dan semua amanat yang menjadi tugas serta tanggungjawabnya.
“Daripada sekadar melontarkan isu-isu mengundurkan diri. Hal ini penting dilakukan, karena beberapa isu yang muncul bahwa Wali Kota Bima sekarang akan tampil kembali saat Pemilukada 2013 nanti,” katanya dalam pernyataan pers, Kamis.
Katanya, secara psikologis, seseorang menyatakan sesuatu tanpa diawali penyebab yang jelas, menunjukkan ada ketidakmampuan dan kehilangan arah yang dituju. Hal ini seperti seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh, lalu tidak mengetahui lagi kemana arah yang dituju dan untuk apa lagi terus berjalan karena sudah pesimis.
“Maka muncullah rasa ingin kembali pulang (mundur) saja atau seperti mahasiswa yang merasa tidak mampu lagi untuk meneruskan kuliahnya, karena IP yang terlalu rendah, atau karena beratnya bobot kuliah dan beban mata kuliah,” katanya.
Selain itu, masih dalam analogi mahasiswa, secara fisik mental tidak memungkinkan lagi kesehatannya untuk meneruskan kuliahnya. “Maka mundur adalah memang pilihan paling tepat,” katanya.
Menurut penilaiannya, pernyataan mundur yang sering diucapkan oleh seseorang, secara psikologi politik merupakan ujian atau social test psikologis bagi seseorang untuk menguji dan ingin mengetahui tingkat penerimaan (acceptabilitas) atau penolakan (rejection) dirinya oleh publik. “Oleh karena itu, secara teoretis psikologis, inilah beberapa dasar yang melandasi mengapa seseorang sering mengucapkan mau mengundurkan diri jabatan yang sedang diembannya,” ujarnya.
Menurutnya, sebaiknya akan lebih terhormat menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi pada periode kedua nanti daripada menyatakan mengundurkan diri berkali-kali pada berbagai forum dan tempat. Niatan mundur memang sudah wajar dan tepat, apalagi didukung oleh penilaian Badan Pemeriksa Keuangan bahwa Pemerintah Kota Bima selama tiga tahun terakhir selalu mendapat status tanpa opini (disclaimer).
Berkaitan dengan sisa jabatan saat ini, Taufikurrahman menyarankan Wali Kota berkonsentrasi dan berjuang keras melaksanakan semua janji politiknya. Selain itu, apa saja menjadi tanggungjawabnya, ketimbang sekadar melontarkan isu-isu mengundurkan diri. “Apapun maksud dan tujuan pernyataan itu, hanya Qurais dan Allah yang paling mengetahuinya,” katanya. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
