Pembakaran dan penghancuran sejumlah aset sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Jumat (31/3) sore lalu, terus menuai kecaman. Senin (2/4) siang, ratusan pengurus, anggota dan sejumlah alumni HMI memenuhi jalanan di depan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Mereka menuntut Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, mundur dari jabatannya karena diduga menggiring preman menghancurkan sekretariat HMI, berikut aset-asetnya.
Saat itu, perwakilan massa juga menegaskan tidak membutuhkan ganti-rugi terhadap kerusakan inventaris. Demikian juga tidak membutuhkan permohonan maaf dari Wakil Wali Kota Bima. “Yang kami butuhkan saat ini, dia mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggungjawabnya karena telah menciderai marwah organisasi kami,” tegas Amirudin, Sekretaris HMI Cabang Bima, saat menyampaikan orasi.
Selain itu, berbagai hal disampaikan Amirudin sebagai ekspresi protes terhadap kasus Jumat sore yang meluluhlantakkan sekretariat HMI Bima di Kelurahan Sadia.Di tempat yang sama, Ketua HMI Cabang Bima, Mansyur, mengatakan kasus itu telah dilaporkannya hingga ke PB HMI untuk ditindaklanjuti karena institusi organisasinya bukanlah bersifat daerah sehingga bisa diobrak-abrik oleh segelintir orang. Sebagai bentuk solidaritas, seluruh cabang HMI pada sejumlah daerah sudah dikoordinasikannya agar menggelar aksi kecaman terhadap kasus itu.
Aksi tersebut sempat memanas, karena sebagian massa melampiaskan kemarahan mereka dengan mendorong pagar yang dijaga ketat aparat Kepolisian dibantu TNI. Akibatnya, satu anggota Kohati HMI Bima yang berada di barisan depan jatuh pingsan, karena karena mencoba menghalau luapan emosi rekannya.
Ketegangan tidak meluas hingga bentrok dengan aparat Kepolisian, karena Korlap aksi dan sejumlah alumni HMI bisa meredam dan mengontrol massa. Saat itu, mereka meminta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima menemui mereka untuk memberikan pernyataan sikap menanggapi kasus tersebut. Tetapi, tidak ada yang menemui.
Pada bagian lain, massa juga meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima agar membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk meminta pertanggungjawaban Wawali Kota Bima atas dugaan keterlibatannya.
Sesaat kemudian, Pemkot Bima yang diwakili Asisten I Setda, H. Abubakar Ma’alu, SH, M.AP, keluar dan menemui massa. Di atas mobil tempat orasi, dia membacakan pernyataan sikap Pemkot Bima yang berisi tiga poin. Yakni meminta Kepolisian segera menangkap pelaku pembakaran agar diproses hukum. Terhadap sejumlah aset sekretariat HMI Bima yang dibakar, Pemkot Bima akan memertimbangkan menggantinya. Selain itu, atas kasus itu Wali Kota dan Wawali menyampaikan rasa simpati dan prihatin yang mendalam.
“Untuk itu, pada kondisi yang tepat Wali Kota dan Wawali Kota Bima siap duduk dengan HMI Bima, berdiskusi dan berdialog untuk mencarikan solusi terbaik,” jelas Abubakar yang juga Ketua Kesatuan Alumni HMI (KAHMI) Bima ini.
Dari tiga poin tersebut, massa HMI menolak karena dianggap tidak sesuai tuntutan mereka. Setelah menyampaikan orasi bergantian, massa membubarkan diri dan berjanji akan turun kembali dengan massa yang lebih banyak. (BE.20/BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
