Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Merusak Motor, tidak Mendengar karena sedang Mengaji

Keheningan malam di Kelurahan Sadia Kota Bima, Selasa malam, tercabik. Toko bangunan yang dikelola Murdiyanto ludes. Api menghanguskan isi took dan memicu kekuatiran  warga sekitar. Ferdi, karyawan  yang dipecat pada Selasa pagi, mengakui telah memantik api berbuah petaka itu. Bagaimana pengakuan Murdiyanto kepada pihak Kepolisian, berikut rangkuman Ady Supriadin.

Rabu dini hari, Murdiyanto mendatangi Sat Reskrim Polres Bima Kota untuk melaporkan ulah Ferdi. Pemuda itu mesti mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya. Bayangkan, toko yang pada sore hari masih dipenuhi bahan bangunan, kini tidak lagi tersisa.

Dia mengakui gaji Ferdy selama satu bulan terakhir memang tidak dibayarkannya. Ada alasan tertentu yang diusungnya. Hal itu dilakukan karena sejumlah kesalahan besar yang  diperbuat remaja itu. Beberapa waktu lalu, remaja itu merusak motor miliknya setelah mengendarainya saat mabuk-mabukan bersama temannya di Lawata. Peristiwa itu terjadi bulan lalu.

Akibatnya, harus mengeluarkan biaya sebesar Rp5 juta untuk memerbaiki motor dan mengobati Ferdi di Rumah Sakit hingga sembuh. Padahal, baru mengenal remaja itu sejak meminta diri bekerja empat bulan lalu. Ferdi  dianggapnya sudah seperti keluarga sendiri, apalagi perantauan. “Saya mengobati dan meminta keluarga saya untuk merawatnya hingga benar-benar sembuh dan bisa bekerja lagi,” ceritanya di Sat Reskrim.

Katanya, Ferdi baru aktif bekerja setelah dia sembuh sebulan terakhir. Karena banyaknya pengeluaran untuk memerbaiki motor dan biaya perawatan sakitnya, sehingga menahan gaji sebulan senilai Rp400 ribu.

Dia menduga, keputusannya itu mungkin tidak diterimanya sehingga nekat mencuri uang kas tokonya yang disimpan dalam laci meja sebesar Rp8,5 juta. Setelah diketahui Ferdy pelakunya, masih berbaik hati tidak melaporkannya kepada Kepolisian dan hanya memecatnya pada Selasa (10/4) pagi.

“Saya tidak menyangka pascapemecatan itu akan membuatnya semakin nekat membakar toko dan rumah saya, mungkin kalau saya tidak cepat menyadari kebakaran itu sudah ikut terbakar juga dalam toko,” ujarnya.

Dia menaksir kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah, karena semua isi toko adalah barang-barang bangunan yang harganya relatif mahal. Namun, dia mensyukuri nyawanya, demikian juga istri dan anaknya tertolong.

“Saat itu memang saya sedang mengaji dan keadaan sedikit hening, sehingga saya langsung mendengar teriakan tetangga saya. Padahal, sedikit pun saya tidak menyadari ada kebakaran dalam rumah,” ujarnya.

Kini semua tinggal kenangan. Sejumlah warga mengaku kaget mengetahui kebakaran itu, apalagi karena masalah antara pemilik dengan karyawannya. Untungnya, api tidak merambat ke areal lainnya karena bisa berdampak luas.

Mereka mengharapkan agar pemuda itu diberi hukuman setimpal sesuai ketentuan hukum yang berlaku jika memang terbukti bersalah. Masalahnya, apa yang dilakukannya membahayakan masyarakat. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait