Dinamika di dalam penjara, seringkali menghentak publik dengan pemberitaan miring. Misalnya, kasus Narkoba yang kini diduga dikendalikan dari dalam. Perkelahian antartahanan pun sering mencuat. Kendala kelebihan penghuni, dialami hampir semua Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan. Ya, memang beragam masalah masih menghinggapi penjara.
Di Bima, Rumah Tahanan (Rutan) Raba saat ini dilaporkan tidak bisa menampung semua tahanan, karena sudah melebihi kapasitas. Standar daya tampung Rutan Raba sebenarnya hanya 130 orang, tetapi saat ini sudah 189 tahanan. Seperti diakui Kepala Raba Bima, Gun Gun Gunawan. Fakta ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah.
Menandai Hari Bakti ke-48 mdijadikan momentum untuk mengevaluasi. Jika penjara dihajatkan untuk pembinaan bagi para penghuni agar menyadari perbuatannya dan kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik, maka aspek-aspek krusial bagi terpenuhinya rencana itu mesti konsisten dilanjutkan. Jangan sampai penjara hanya menjadi tempat nyaman bagi para penghuni dan kembali bebas bertindak seperti sebelum digiring. Penjara mestilah menjadi titik balik pertobatan setelah menorehkan noktah hitam. Areal taubatan nasuha.
Oleh karena itu, jika ada penghuni yang kembali terjebak kasus kejahatan dan terperosok lagi ke sel pengap penjara, maka evaluasi internal oleh jajaran Kementerian Hukum dan HAM mendesak dilakukan. Apalagi, jika muncul dugaan transaksi Narkoba dan bisnis haram lainnya di dalam penjara. Jika ini terbukti, maka merupakan tamparan keras bagi aparat hukum, karena menegaskan kondisi ketidakberdayaan, ketidakjelasan sistem pengelolaan, dan ketidakmampuan mengendalikan penghuni.
Harus diakui, mengendalikan para tahanan yang menjadi “benalu” masyarakat tidak gampang. Level emosi dan perangi sulit dikendalikan. Tidaklah mudah membalikkan “kiblat” kesadaran mereka agar tepat mengarah kea rah fitrah. Namun, justru di situlah tantangan jajaran Kementerian Hukum dan HAM.
Petugas dituntut kreatif dan inovatif saat melaksanakan tugas. Bukan hanya rutinitas semata. Program pembinaan diharapkan mampu membentuk penghuni menjadi pribadi kreatif dan produktif, sehingga mampu berintegrasi secara sehat dalam kehidupan masyarakat.
Kita berharap komitmen mewujudkan pemasyarakatan yang terbaik, menjadi insitusi yang bersih dan berwibawa, terus digaungkan. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
