
Siswa berdiskusi usai UN
Ada yang beda terhadap tradisi penyelenggaran Ujian Nasional (UN). Jika orang tua mewanti-wanti anaknya untuk sarapan pagi dengan porsi yang banyak sebelum berangkat mengikuti UN, namun berbeda dengan 86 siswa kelas III MA Al-Husainy.
Seluruh siswa kelas III MA Al-Husainy yang mengikuti UN, Senin (16/4) menjalankan puasa sunat, hal itu untuk menciptakan kosentrasi dalam mengisi soal UN. Tidak hanya itu, menurut mereka puasa sunat itu juga selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah, juga sebagai munajat agar diberikan kemudahan untuk menjawab soal UN sehingga seluruh siswa MA Al-Husainy bisa lulus semua.
Kepala MA Al-Husainy, H Ahmad, SAg mengatakan puasa sunat itu selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah juga munajat siswa agar seluruh siswa MA Al-Husainy bisa lulus semua. Puasa sunat itu diakuinya bukan hanya dilakukan oleh 86 siswa, namun juga dilakukan oleh pimpinan Ponpes Al-Husainy, Kepala MA Al-Husainy dan seluruh guru MA Al-Husainy. “Yang puasa bukan hanya siswa, saya, pimpinan Ponpes dan seluruh guru yang mengajar pada MA Al-Husainy juga menjalakan puasa sunat,” ungkapnya di Al-Husainy.
Dikatakannya, kebiasaan itu memang sudah dilakukan sejak lama dan hal itu juga bakal dilakukan oleh MTS Al-Husainy, dihari pertama penyelenggaraan UN dan selanjutnya juga dilakukan usai UN. Tidak hanya itu, sebagian siswa juga melakukan puasa nazar, dengan harapan agar bisa lulus UN.
Malam sebelum UN berlangsung seluruh siswa mengikuti kegiatan doa bersama agar diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal UN. Berkaitan dengan kelulusan, Ahmad meyakini siswanya bisa lulus semua. “Kami sangat optimis siswa kami bisa lulus semua, namun kami tetap berdoa agarhal itu bisa dikabulkan oleh Allah,” ungkapnya. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
