Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Wali Kota Bima tidak Perlu Cengeng!

Kota Bima, Bimakini.com.- Pernyataan Wali Kota Bima, HM. Qurais, yang siap mundur jika para ulama menilai ada pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi, dinilai tidak tepat dan tidak bijaksana. Penilaian itu disampaikan fungsionaris Partai Pelopor Kota Bima, Syarifuddin Laquy, SH, kepada wartawan, Selasa (24/4) sore, sebagai masukan bagi pemimpin.

Menurutnya, Wali Kota Bima tidak perlu cengeng dan terkesan seperti orang yang “kebakaran jenggot”, sehingga harus menyampaikan bahasa mundur. Sebab, bukan kali ini saja  bahasa mundur itu disampaikan, tetapi tercatat setidaknya lima kali diucapkan pada kesempatan berbeda di depan publik.

“Wali Kota Bima tidak perlu membahasakan itu berulangkali, kalaupun mau mundur silakan saja tidak perlu dibahasakan lagi,” tegasnya menanggapi pernyataan Qurais saat pengukuhan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima, Senin (23/4) lalu.

Dikatakannya, sebagai satu di antara partai pengusung dalam koalisi saat pasangan paket bersama almarhum HM. Nur A. Latief dulu, Partai Pelopor mengaku kecewa sikap Wali Kota Bima yang dinilai tidak konsisten dengan amanah konstituen.

Bahasa ingin mundur, jelasnya, jika hanya sebatas ucapan di bibir saja sebaiknya tidak perlu disampaikan. Apalagi, tidak ada hal penting yang mendesaknya untuk membahasakan itu seperti melanggar konstitusi atau peraturan secara fatal. Kalaupun ingin mundur, maka disarankan  diajukan melalui mekanisme yang berlaku.

Ditambahkannya, kalaupun alasan untuk mengeluarkan bahasa itu, yakni tidak menerima kritikan dan perbedaan, maka dinilainya sangat tidak arif dan bijaksana. Sebab, perbedaan merupakan ketentuan Sang Pencipta agar bisa saling mengisi satu sama lainnya.

“Hingga kini saya melihat tidak seorang warga pun di Kota Bima yang menghendakinya mundur, sehingga sekali lagi bahasa untuk mundur itu tidak tepat diucapkan,” ingatnya. (BE.20)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...