Kota Bima,Bimakini.com.-Ini pengakuan drg Yuny Ardhie seputar kasus penangkapan oleh Densus 88 yang dialaminya. Selama ini, tidak mengetahui bahwa pria yang ditangkap bersamanya oleh Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri, Jumat (13/4) sore lalu, adalah Kamaludin, buronan yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena terlibat jaringan terorisme. Dia juga tidak begitu mengenal Kamaludin dan seluk-beluknya.
Dia hanya mengenal bernama Ridho yang dipekerjakan sebagai juru catat pasien yang berobat di bagian depan ruangan praktik gigi miliknya. Ridho alias Kamaludin, dikenalnya dua tahun lalu. Awal perkenalannya juga karena dikenalkan oleh rekannya. “Saya punya teman-teman ustaz yang baik-baik. Ada teman saya yang membawanya (Ridho) ketemu saya. Orang itu sopan dan baik,” katanya, Minggu kemarin.
Singkat cerita, kata Yuny, Ridho menikah di Bima. Namun, karena tidak ada pekerjaan, Yuny lantas menempatkannya sebagai juru catat pasien yang mau berobat. “Sebagai sesama Muslim, apalagi orangnya terlihat sopan dan baik, saya membantu mempekerjakannya di sini. Teman-teman yang membawanya juga tidak ada kaitan dengan kelompok tertentu,” terangnya.
Diakuinya, Ridho bekerja di tempat praktiknya sekitar empat bulan. Setelah itu, Ridho pindah. Saat bekerja di tempatnya, Ridho mengontrak kamar kos di wilayah Kelurahan Nae. “Saya hanya tahu namanya Ridho. Dia perilakunya baik-baik saja,” tandasnya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
