Masyarakat Indonesia sedang digoyang kontroversi perijinan penyanyi Ladi Gaga. Arus penolakan kian bergaung. Pembahasan seputar kontroversi itu hangat didebatkan. Pihak yang satu bersikukuh Lady Gaga adalah symbol kemaksiatan, tidak saja soal tampilan seronoknya, tetapi juga pesan simbolik yang dibawanya selama ini dari berbagai panggung pentas. Pihak lain berdalih soal kebebasan berekspresi.
Jika diamati, muaranya adalah kekuatiran ancaman degradasi moralitas masyarakat. Arus global adalah lahan empuk bagi serangan moralitas dari berbagai arah. Pakaian dan pornoaksi adalah bagian dari itu.
Masih soal moralitas, di Kota Bima lembaga keagamaan juga menguatirkan aspek yang sama. Perjudian dan Miras diidentifikasi marak sehingga jika terus dibiarkan berekspresi liar mengancam akhlak masyarakat. Reduksi moralitas merupakan bahaya besar karena generasi yang diracuninya didoninasi kaum muda. Kita sebenarnya diuntungkan oleh surplus kaum muda dalam dinamika pembangunan. Mereka tinggal dibina dan diarahkan menuju bandul aktivitas positif untuk memaksimalkan kontribusinya bagi pembangunan.
Kekuatiran Brigade Masjid Kota Bima terhadap praktik maksiat perjudian adalah sinyal bahwa komponen masyarakat mulai menampakkan keresahan terhadap mentalitas masyarakat. Sulit diharapkan kontribusi positif dari masyarakat berotak judi. Masalahnya, mereka berpikiran pendek, ingin menikamti sesuatu tanpa kerja keras, dan menabur mimpi yang mengawang di angkasa biru, sedangkan kaki masih berpijak di tanah. Nah, kaum muda mesti segera diselamatkan dari belitan penyakit sosial. Jika mengidentifikasi kelompok yang diklaim teroris atau kelompok bawah tanah, aparat Kepolisian sigap melakukannya, maka praktik perjuadian yang menjadi bahan pembicaraan publik di tengah perkampungan belum sepenuhnya maksimal. Secara teoritis, justru perjudian masal ini lebih mudah diberangus.
Kita percaya, jika aparat Kepolisian bekerja lebih serius lagi, maka warna hitam perjudian di daerah ini bisa ditekan serendah mungkin dengan ketegasan sikap. Satu di antaranya adalah memberantas pada semua sisi. Ya, hulu dan hilir. Publik menunggunya. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
