Bima, Bimakini.com.- Kasus dugaan pemotongan Bantuan Siswa Miskin (BSM) muncul di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Soromandi Kabupaten Bima. Kepala Sekolah (Kasek) setempat, Murni, S.Pd, dilaporkan memotong hak siswa yang dialokasikan pemerintah dari APBN 2011.
Menurut pengakuan sejumlah guru setempat, jumlah BSM yang dialokasikan senilai Rp19,8 juta. Kasek ditengarai tidak memberikan dana BSM itu kepada 36 siswa.
Kepada wartawan, mereka menceritakan bahwa total dana BSM itu tidak diberikan kepada siswa penerima. Padahal, sudah dicairkan sekitar Agustus 2011 lalu melalui rekening Kasek.
Guru SMPN 5 Soromandi, Wahyudin, S.Pd, melalui telepon seluler mengaku dana BSM dikelola sendiri oleh Kasek. Siswa yang seharusnya menerima masing-masin Rp550 ribu, dari 36 siswa tidak seorang pun diberikan. “Sampai saat ini dana itu tidak diberikan kepada siswa penerima BSM. Padahal, sudah cair tahun lalu,” ujarnya, Sabtu lalu.
Katanya, selain dana BSM dari APBN, Kasek juga diduga “menilep” dana BSM dari APBD 2012 untuk jumlah siswa yang sama, yakni 36 orang. Dana BSM dari APBD itu masing-masing siswa mendapat Rp140 ribu setiap tiga bulan. Jika dihitung dalam setahun, setiap siswa harus menerima Rp560 ribu. Namun, Kesek tidak menyerahkan kepada siswa.
Mastrul, S.Pd, guru setempat, juga menduga dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2012, juga tidak jelas. SMPN 5 mendapat tambahan bantuan dana BOS sebesar 20 persen atau senilai Rp8 juta dari Rp20,3 juta untuk 160 siswa. “Namun, penggunaannya tidak jelas diarahkan ke mana oleh Kasek, karena tidak pernah dijelaskan kepada guru SMPN 5,” beber Mastrul.
Menariknya, Kasek juga menetapkan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) non- Pegawai Negeri sipil (PNS) yang merangkap jabatan menjadi Kepala Tata Usaha (TU) sekolah setempat. Padahal, masih banyak guru PNS yang lebih senior dan layak menduduki jabatan Wakasek. “Fakta itu, kemudian dipersoalkan oleh sejumlah guru sekolah setempat,” katanya.
Kepala SMPN 5 Soromandi, Murni,S.Pd, ketika dihubungi sejumlah wartawan melalui telepon seluler, Sabtu siang lalu,menolak memberikan keterangan melalui telepon. Mengenai dugaan yang dialamatkan kepadanya, Murni enggan mengomentarinya. “Banyak maaf, kita harus ketemu muka,’’ katanya sambil menutup sambungan teleponnya.
Ketika dihubungi kembali, Kasek tidak mengangkat teleponnya, bahkan kemudian mematikan HP-nya.
Pada kesempatan lain, Bimakini.com juga berusaha mengonfirmasinya di rumahnya, Soromandi, kemarin. Namun, tidak banyak penjelasan yang disampaikan Murni.
“Maaf saya tidak bisa melayani, karena itu menyangkut urusan dinas, sebaiknya ke sekolah saja. Besok saya akan tanyakan guru yang melaporkan itu,” katanya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
