Bima, Bimakini.com.- Berapa nilai kerusakan akibat banjir bandang yang melanda sejumah kecamatan di Kabupaten Bima, Sabtu (26/5) lalu? Belum bisa dipastikan. Camat Belo, Chandra Kusuma kepada Bimakini.com, Senin (28/5), mengaku hingga kemarin saat ini tim dari pemerintahan kecamatan masih menghimpun data kerugian masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun pihak kecamatan, sekitar 1174,64 hektare areal pertanian digenangi banjir dan sebagian besarnya atau 806,6 hektare adalah tanaman bawang merah.
Dikatakannya, masih ada dua desa yang belum terdata secara lengkap dan segera dihimpun, sehingga bisa dikirim ke Provinsi NTB hingga Jakarta agar bisa ditindaklanjuti.
“Seperti kita ketahui di Kecamatan Belo ini merupakan sentra produksi bawang merah terbesar sehingga kerugian masyarakat lebih besar pada aspek pertanian karena areal persawahan mereka diterjang banjir,” ungkapnya di kantor Kecamatan Belo.
Diakuinya, desa yang paling parah mengalami kerugian adalah Ngali dan Ncera, karena keduanya merupakan daerah penghasil bawang merah terbesar. Sejumlah desa lainnya diakui tidak mengalami kerusakan parah, begitu pun kerusakan pada rumah hanya beberapa saja.
Selain itu, diakuinya, memang terjadi kerusakan dua unit jembatan seperti informasi yang beredar, yakni Desa Ngali ditambah dengan talud jalan dan satu unit lagi jembatan yang menghubungkan Desa Lido dengan Desa Ngali juga putus. Infrastruktur jalan pada beberapa desa lainnya ikut rusak.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun, katanya, sekitar 1174,64 hektare areal pertanian digenangi banjir dan sebagian besarnya adalah tanaman bawang merah sebanyak 806,6 hektare. Saat ini pemerintah sudah menyalurkan bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bima, DPD I Partai Golkar NTB, dan lainnya.
Berkaitan dugaan warga bahwa penyebab banjir yakni akibat pembabatan hutan (ilegal logging). Dibantahnya. Di wilayah Kecamatan Belo, setiap diketahui ada aksi liar itu selalu ditindak tegas dengan operasi berkali-kali. Dinilainya, penyebab banjir itu karena tingkat curah hujan yang relative tinggi pada areal pusat banjir di Kawuwu Kecamatan Langgudu.
“Menurut saya ilegal logging tidak terlalu berpengaruh, tetapi ini lebih disebabkan karena curah hujan tinggi yakni mulai dari pukul 12 malam sampai pukul 4 Subuh dan melebihi empat jam lamanya, apalagi curah hujannya deras,” ujarnya.
Pascamusibah itu, dia mengimbau kepada masyarakat, terutama di Kecamatan Belo agar bersabar menerima musibah itu. Dia juga meminta masyarakat bersama pemerintah membantu pembenahan kembali segala kerusakan akibat banjir itu. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.