Bima, Bimakini.com.- Tim Reaksi Cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima menyatakan akibat terjangan banjir pada Sabtu lalu, Sekitar empat rumah di Karumbu rusak parah, dua jembatan jebol di Karumbu dan Palibelo.
Kepala TRC BPBD Kabupaten Bima, M. Tubagus, menyatakan daerah yang paling parah di sekitar So Wadu Nae, karena berdekatan dengan pusat banjir. Kalau daerah lain hanya terendam saja. Berdasarkan informasi yang dihimpun sementara bahwa sumber banjir itu berasal dari Dam Wadu Na’e di So Ncera dekat dengan Kawuwu Kecamatan Belo.
Katanya, air dari dam itu meluap disebabkan hujan yang mengguyur Kecamatan Belo sejak Jumat (25/5) malam sehingga berdampak banjir pada wilayah Langgudu, Woha, Monta, Belo, dan Palibelo.
Berkaitan dengan isu korban jiwa dibantahnya. Diakuinya, memang sempat ada informasi itu yang beredar di tengah masyarakat bahwa ada korban yang hanyut dibawa banjir. Tetapi, setelah tim TRC mengecek rupanya warga yang sempat dibawa banjir telah ditemukan. “Memang sempat ada informasi itu, tetapi korban yang sempat hanyut sudah selamat dan ditemukan,” ujarnya.
Dia menduga munculnya banjir besar itu karena pengaruh pembabatan hutan dan penebangan pohon secara liar di sekitar pusat banjir. Hal itu, mengakibatkan tidak adanya pepohonan yang menahan air hujan lagi setiap musim hujan.
Dugaan itu juga dikemukakan warga Desa Soki, Abdul Haris, yang juga menjadi korban banjir. Dia menilai, munculnya banjir besar itu karena disebabkan gundulnya hutan akibat aktivitas pertambangan di pegunungan wilayah Langgudu. Hal itu melihat sumber banjir yang diakuinya datang dari Kawuwu .
“Banjir datang sejak jam 08.00 pagi dan mulai merendam sawah yang ditanami padi dan bawang merah hingga perkampungan warga,” jelasnya.
Akibat banjir itu, katanya, sejumlah kerugian dialami warga di desanya. Semua areal tanaman bawang dan padi pada lahan sekitar ribuan hektar terendam air. Tidak hanya itu, gabah dan bawang yang disimpan warga dirumahnya juga ikut terendam dan dipastikan tidak bisa dipakai lagi.
Untuk itu, diharapkannya, pemerintah bisa bergerak cepat merespons musibah itu dengan memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban. Selain itu, dia meminta agar lahan hutan yang diduga gundul akibat adanya aktivitas penambangan bisa segera ditinjau dan dicarikan solusi.
Informasi lain yang dihimpun, beberapa jembatan lain seperti yang menghubungkan Desa Cenggu dan Tente juga putus begitu pun jembatan yang menghubungkan Desa Ngali dan Ncera dikabarkan jebol akibat diterjang derasnya arus banjir.
Pantauan Bimakini.com, arus lalulintas pada ruas jalan utama masuk Tente yang menghubungkan dengan desa lain hingga sabtu (26/5) siang masih terhambat karena digenangi air setinggi paha orang dewasa. Sejumlah warga yang ingin melintas terpaksa menunggu air surut baru bisa melintas. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
