Kota Bima, Bimakini.com.- Sejumlah guru SMPN 5 Soromandi Kabupaten Bima mogok mengajar. Aksi mogok mengajar itu, sudah berlangsung pasca-Ujian Nasional (UN) SMP usai. Alasannya, memrotes Kepala Sekolah setempat, Murni, S.Pd, yang dinilai tidak mampu mengayomi. Murni pun didesak dicopot dari jabatannya sebagai Kasek.
Guru SMPN 5 Soromandi, Wahyudin, S.Pd, mengaku, selesai UN tidak ada kegiatan KBM di sekolah setempat. Aksi mogok itu sebagai ekspresi keinginan agar Kasek segera diganti. “Guru-guru inginkan sekarang Kepala Sekolah diganti,” ujarnya, kemarin.
Dikatakan Pembina OSIS SMPN 5 Soromandi ini, mogok mengajar guru terus dilakukan selama tuntutan mereka tidak dipenuhi. Jika Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima dan sejumlah instansi lainnya tidak segera bertindak, maka dikuatirkan orangtua siswa akan mengamuk di sekolah. “Jumat ini semua guru-guru akan perintahkan semua siswa agar tidak masuk sekolah atau diliburkan,” katanya.
Ditambahkan Wahyudin, aksi itu terpaksa guru lakukan karena selama setahun lebih Kasek setempat tidak mampu mengayomi guru. Selain itu, tidak memiliki kredibelitas, termasuk indikasi kuat menggelapkan dana BSM.
“Murni sudah satu tahun lebih menyengsarakan guru-guru di sini. Ditambah lagi ulahnya yang menggelapkan dana BSM yang jelas kita ketahui, karena kita adalah guru di sekolah ini,” ujar Wahyudin.
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. Zubaer HAR, M. Si, yang dikonfirmasi saat kegiatan Partai Golkar di Lesehan Putri Selasa lalu, mengaku, telah mengetahui aksi mogok mengajar sejumlah guru di SMPN 5 Soromandi tersebut.
Katanya, Dinas Dikpora telah mengutus tim untuk melihat langsung kondisi SMPN 5 Soromandi, sekaligus menyerap aspirasi sejumlah guru. Hanya saja, dia menyesalkan aksi itu karena kepentingan tertentu. “Kalau semua semua keinginan kita turuti, pergantian Kepala Sekolah bisa berkali-kali dalam setahun,’’ sesalnya.
Kepala SMPN 5 Soromandi, Murni, S Pd, sampai berita ini ditulis belum bisa dihubungi. Dihubungi melalui Ponsel-nya, kemarin, yang terima justru seorang karyawannya. ‘’Maaf ibu Murni sedang mengikuti rapat, HP-nya saya pegang,’’ ujar seseorang yang mengaku karyawan SMPN 5 tersebut.
Ketika dihubungi kembali beberapa saat kemudian, HP Murni sudah tidak aktif lagi.
Bebarapa pekan lalu, kasus dugaan penggelapan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) muncul di SMPN 5 Soromandi Kabupaten Bima muncul. Namun, Murni membantahnya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
