Kota Bima, Bimakini.com.- Kasus pengendara yang digebuk massa karena diteriaki maling kerap terjadi. Tidak saja menimpa Fatur (18), warga Kelurahan Paruga. Beberapa waktu lalu, seorang mahasiswa diteriaki jambret kemudian dihajar massa di sekitar jembatan Padolo. Tidak sedikit korban yang terluka parah. Padahal, sasaran bisa jadi bukanlah maling.
Warga Kelurahan Sadia, Mansyur, meminta kejadian sepihak itu tidak boleh dibiarkan, karena bukan saja mengancam nyawa orang yang diteriaki, tetapi bisa saja akan berimbas pada aksi balas dendam oleh keluarga pelaku pada warga yang menghajarnya.
Menurutnya, sangat riskan dan berisiko kalau ada seseorang yang diteriaki maling di jalanan saat keramaian. Karena mudah memancing emosi massa, padahal orang itu bisa saja bukan maling. Apalagi, saat ini sering letupan emosi massa tidak terkendali jika mendapati pelaku pencurian.
Katanya, aksi massa yang langsung menghajar orang yang belum pasti sebagai pelaku adalah tindakan kriminal, sekaligus bisa mengancam nyawa orang lain. “Sebaiknya masyarakat tidak mudah percaya atas apa yang didengarnya. Pun kalau benar, hindari menghakimi pelaku di tempat keramain, karena bisa mengundang aksi yang sama dari warga lain yang mungkin jengkel. Kalau saja tidak dilerai, Fatur bisa menjadi korban keberingasan Massa. Padahal. mereka tidak tahu pasti apakah dia maling atau bukan,” ujarnya usai melerai warga yang ingin menghajar Fatur.
Dikatakannya, masyarakat harus diingatkan agar menaati hukum, peristiwa seperti ini bisa memicu perkelahian antarkampung karena balas dendam. “Ini bisa jadi pemicu disharmonisasi antarkampung. Pemerintah harus mengambil inisiatif pencegahan,” sarannya.
Cara yang efektif, menurutnya, menggalakkan lagi penyuluhan hukum pada setiap kelurahan. “Banyak kejadian, perkelahian antarkampung dipicu karena masalah seperti ini,” ungkapnya.
Diceritakanya, saat itu berada di rumah, mendengar ada terikan maling. Sejumlah pekerja yang mendengar kemudian mengejar Fatur yang mengendarai motor. Ada juga yang meneriaki maling motor. Pemuda yang dikejar terjatuh dari sepeda motor dan digebuk massa. Saat itu ada yang menyeletuk, mungkin motor yang dikendarai Fatur hasil mencuri. Hali ini membuat geram warga lainnya.
Padahal, ceritanya, saat itu korban menyatakan bukan maling. Warga yang kesal tidak percaya dan malah terus memukulinya. Untungnya ada aparat di lokasi. “Saya berusaha melerai warga agar tidak ‘main hakim sendiri’, tapi mereka malah terus memukul. Saya kalah tenaga dengan massa,” ujarnya dan menambahkan terbukti Fatur bukan pencuri, tetapi diteriaki maling karena menyerempet seorang anak di Penatoi.
Dia mengharapkan kejadian serupa tidak terulang dan meminta masyarakat agar tidak mudah terpancing emosi. Kalau ada orang yang dicurigai, diserahkan kepada pihak Kepolisian. “Ini Negara hukum, biarkan aparat yang memrosesnya. ‘Main hakim sendiri’ itu tindakan barbar,” ujarnya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
