Kota Bima, Bimakini.com.- Setelah berhasil memroduksi edisi Toloweri 1 dan 2, serta edisi Kabanta, negeri di atas awan yang siap tayang, kru Lamba Rasa Sabtu lalu mengunjungi Busu, lingkungan terpencil di Kelurahan Ntobo Kota Bima.
Rencananya, edisi Busu pun akan tayang dua episode yaitu Busu 1 dan Busu 2 yang segera tayang dan sedang dalam proses produksi. Acara ini merupakan perjalanan seorang jurnalis menggunakan sepeda dari kampung ke kampung.
Untuk tahap awal produksi, menurut penanggungjawab produksi, Khairun Muhammad, sang jurnalis yang sekaligus menjadi host, akan mengunjungi lingkungan terpencil di Kota Bima maupun Kabupaten Bima dengan mengayuh sepeda. ‘’Yang sudah tayang adalah Toloweri 1 dan Toloweri 2. Yang sudah siap tayang adalah Kabanta yang segera disusul Busu 1 dan Busu 2,’’ katanya kepada Bimakini.com, kemarin.
Dia menyebutkan, acara ini memiliki kekuatan tersendiri, karena seorang jurnalis yang melakukan perjalanan dengan sepeda itu, menggali berbagai persoalan yang selama ini tidak pernah menjadi perhatian media. Jurnalis brsepeda itu mengunjungi warga-warga terpencil untuk mengetahui keluhan dan kesuliatn mereka serta menggali aspirasi mereka. ‘’Kami berharap pemerintah sebagai pengambil kebijakan menyaksikan acara yang langka ini,’’ jelas Khairun.
Host yang juga sang jurnalis itu adalah wartawan senior yang juga pimpinan Bimakini.com Group, Khairudin M. Ali. ‘’Ini menjadi kekuatan sendiri karena mengungkap hal-hal yang belum pernah terungkap. Mereka pun selama ini nyaris tidak pernah didatangi dan ditemui oleh jurnalis dan media mana pun,’’ ujarnya.
Produser Lamba Rasa, Sofian Asy’ari menambahkan bahwa acara ini bisa menjadi masukan berharga bagi pengambil kebijakan, karena potret kehidupan masyarakat di dusun terpencil, diungkap apa adanya. ‘’Host mengobrol secara santai dan terlibat langsung dalam keseharian mereka untuk menggali keluhan, persoalan, dan aspirasi mereka di dusun-dusun terpencil,’’ ujar Sofian.
Menurut Sofian, pihaknya bekerja sangat keras untuk mewujudkan produksi acara tersebut. ‘’Apalagi Pak Khairudin full bersepeda dari studio sampai ke dusun-dusun terpencil. Ini memang membutuhkan stamina yang luar biasa. Kami senang bisa mempersembahkan acara ini untuk pemirsa Bima TV,’’ katanya.
Dia menyebutkan, acara tersebut juga ditayang pada 18 stasiun televisi jaringan IBN, dan ditayang pada channel 67 televisi berbayar, Skynindo. ‘’Ini artinya bahwa dusun-dusun terpencil Kota Bima yang insyaAllah juga Kabupaten Bima akan bisa ditonton masyarakat Indonesia dan semoga akan menjadi perhatian serius bagi pengambil kebijakan,’’ harapnya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
