BAGAIMANA tanggapan Lurah Sambinae, Imam Ardi Santoso, S.STP? Dia mengaku melihat inti persoalan yang terjadi, memang terjadi kegagalan komunikasi antara panitia dengan Seksi Musabaqah, sehingga berimbas aksi protes terhadap amplop kosong itu.
Dia menilai, sebenarnya persoalan itu bisa diselesaikan pada malam penutupan, tetapi karena reaksi para orangtua sudah lebih dahulu sehingga membias dan tidak terkontrol lagi. Panitia sudah bekerja maskimal menyelenggarakan MTQ itu hingga akhir dan tidak ada niatan sedikit pun sengaja melakukannya.
“Saya pikir sudah tidak ada masalah lagi, karena para orangtua sudah kami untuk mengelarifikasi persoalan kekeliruan itu dan mereka sudah bisa menerimanya,” jelasnya di kantor Kelurahan Sambinae, Jumat (11/5) sore.
Mengenai alokasi anggaran penyelenggaraan pun, katanya, panitia sudah transparan dan melaporkan pada malam penutupan itu juga semua pengeluarannya. Bahkan, laporan pertanggungjawaban juga telah diserahkan kepada pihak kelurahan, sehingga semua tidak ada yang tertutupi lagi.
Melihat pada data peserta yang mengikuti MTQ, katanya, dia mengapresiasi antusiasme dan partisipasi masyarakat memeriahkan kegiatan itu. Terbukti tahun ini merupakan yang paling meriah dibanding sebelumnya karena diikuti 200 peserta.
Dijelaskannya, selain cabang lomba inti yang telah ditetapkan LPTQ, panitia setempat juga menambahkan sejumlah cabang lomba yang tidak pernah ada sebelumnya. Seperti cabang lomba mengaji untuk kategori lanjut usia (Lansia). Bahkan, penonton terbaik dan terajin juga diberi penghargaan. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
